Mahasiswa

Gelar ETICS, Mahasiswa FK Unhas Dorong Layanan Kesehatan Lebih Inklusif

MAKASSAR, UNHAS.TV – Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) melalui organisasi Medical Muslim Family (M2F) gelar kegiatan perdana bertajuk ETICS (Educational Tools for Inclusivity Care Services) di Medical Center Unhas, Makassar, Selasa (20/05/2025). 

Kegiatan ini merupakan inisiatif baru yang melibatkan kerja sama dengan Pusat Difabel Unhas sebagai bentuk nyata dukungan terhadap inklusivitas bagi teman-teman difabel.

Ketua Medical Muslim Family, Widitra Darwis, menyampaikan bahwa kegiatan ini menghadirkan materi edukasi yang disampaikan oleh Pusat Disabilitas (Pusdis) Unhas serta pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga medis dari FK Unhas. 

“Ini baru pertama kali. Kerja sama ini dilakukan bersama Pusat Disabilitas Unhas, di mana kerja sama ini berupa pembawaan materi dari Pusdis Unhas, dan juga ada pemeriksaan kesehatan dari kami, dari FK Unhas,” ujarnya.

Harapan besar disematkan agar semakin banyak kegiatan serupa yang tidak hanya fokus pada bidang kesehatan, tetapi juga menjangkau aspek kehidupan lainnya yang berkaitan dengan teman-teman difabel. 

Kepala Departemen Pelaksana sekaligus Ketua Panitia ETICS, Khalish Alwahhabu Nur Ilham menjelaskan bahwa kegiatan ini lahir karena adanya kebutuhan membangun fasilitas kesehatan yang lebih inklusif.

Meski sudah ada upaya dari Unhas untuk mendukung aksesibilitas mahasiswa difabel, masih ditemukan kendala seperti tangga yang belum dapat diakses oleh penyandang disabilitas fisik sehingga mobilitas mereka terbatas.

ETICS berupaya mengisi kekurangan tersebut dengan membekali mahasiswa kedokteran sebagai calon tenaga medis masa depan agar mampu mengembangkan etika komunikasi dan keterampilan inklusif lainnya.

“Terkait hal tersebut, itu kan perlu sarana dan prasarana yang dibentuk agar lebih inklusif, namun itu masih di luar batas kemampuan kita. Apa yang bisa kita lakukan sekarang sebagai mahasiswa kedokteran, yakni untuk membangun dan mendidik futures docters nantinya," ujarnya.

"Oleh karena itu dari kegiatan ini diharapkan etika berkomunikasi dan berbagai hal lainnya yang membangun inklusifitas di fasilitas Kesehatan nanti itu bisa lebih terbentuk,” tutur Khalis.

Kegiatan ETICS sendiri meliputi pemberian materi mengenai perspektif dan kehidupan teman-teman difabel yang selama ini masih kurang mendapat perhatian inklusifitas.

Kemudian ada pelatihan belajar bahasa Isyarat, serta pemeriksaan kesehatan sebagai wujud kolaborasi nyata antara tenaga medis dan komunitas difabel.

Interaksi dan diskusi langsung ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan tenaga medis dalam memberikan layanan yang ramah dan inklusif.

Dengan tema “Meretas Sekat, Merawat Semua Tanpa Batas,” kegiatan ini menjadi langkah awal yang diharapkan dapat menghapus hambatan serta membuka akses seluas-luasnya bagi semua kalangan, khususnya teman-teman difabel, dalam bidang kesehatan maupun kehidupan sehari-hari.

(Rizka Fraja / Unhas.TV)