MAKASSAR, UNHAS.TV - Ikan gabus (Channa striata) adalah spesies ikan air tawar dengan karakteristik biologis yang unik, seperti kemampuan bernapas di udara dan ketahanan terhadap lingkungan ekstrem.
Dalam bidang medis, ikan gabus menawarkan manfaat nyata, terutama dalam penyembuhan luka, efek antiinflamasi, dan peningkatan status gizi, berkat kandungan albumin dan senyawa bioaktif lainnya.
Ikan gabus dikenal juga sebagai snakehead fish, adalah ikan air tawar yang banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ikan ini memiliki karakteristik unik dan telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.
1. Morfologi dan Anatomi
Ikan gabus memiliki tubuh memanjang dengan kepala menyerupai ular, sisik berukuran besar, dan warna tubuh yang bervariasi dari cokelat hingga hijau kehitaman. Panjang tubuhnya dapat mencapai 1 meter, meskipun umumnya sekitar 30-60 cm.
Ikan ini memiliki organ pernapasan tambahan (labyrinth organ) yang memungkinkannya bernapas di udara, sehingga dapat bertahan di lingkungan dengan kadar oksigen rendah atau bahkan di daratan untuk waktu singkat (Jais, 2017).
2. Habitat dan Ekologi
Ikan gabus hidup di perairan tawar seperti sungai, danau, rawa, dan sawah. Spesies ini bersifat karnivor, memangsa ikan kecil, serangga, dan krustasea. Ikan gabus dikenal tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti air keruh atau tercemar, menjadikannya spesies yang adaptif (Courtenay & Williams, 2004).
3. Reproduksi
Ikan gabus bersifat ovipar dan memiliki sifat parental care, di mana induk jantan atau betina menjaga telur dan anak-anaknya setelah menetas. Masa inkubasi telur berlangsung sekitar 24-48 jam, tergantung pada suhu air (Lee & Ng, 1994).
4. Perilaku
Ikan ini bersifat agresif dan teritorial, terutama saat musim kawin. Kemampuan berpindah antar perairan dengan “berjalan” di daratan menjadikannya spesies yang unik dan tangguh.
Manfaat Ikan Gabus dalam Bidang Medis
Ikan gabus telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama di Asia Tenggara, untuk mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan stamina. Berikut adalah manfaat medisnya yang didukung oleh penelitian ilmiah:
1. Penyembuhan Luka
Ikan gabus kaya akan protein, terutama albumin, yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Albumin membantu menjaga tekanan osmotik darah, mempercepat pembentukan jaringan baru, dan mengurangi edema. Penelitian oleh Mustafa et al. (2012) menunjukkan bahwa ekstrak ikan gabus dapat meningkatkan kadar albumin plasma dan mempercepat penyembuhan luka pascaoperasi.
Studi ini menemukan bahwa pasien yang mengonsumsi suplemen ekstrak ikan gabus memiliki waktu penyembuhan yang lebih singkat dibandingkan kelompok kontrol.
2. Efek Antiinflamasi dan Antimikroba
Ekstrak ikan gabus mengandung senyawa bioaktif seperti asam lemak omega-3 dan peptida antimikroba yang dapat mengurangi peradangan dan melawan infeksi bakteri.
Penelitian oleh Zakaria et al. (2007) menunjukkan bahwa ekstrak ikan gabus memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri seperti *Staphylococcus aureus* dan *Escherichia coli*, sehingga mendukung penggunaannya dalam pengobatan infeksi.
3. Peningkatan Status Gizi
Kandungan protein tinggi (sekitar 25-30% dari berat tubuh) dan asam amino esensial seperti lisin dan leusin menjadikan ikan gabus sebagai sumber nutrisi yang baik. Studi oleh Gam et al. (2016) menunjukkan bahwa konsumsi ikan gabus dapat membantu pasien dengan malnutrisi, seperti pada kasus hipoalbuminemia, yang sering ditemukan pada pasien pascaoperasi atau penderita penyakit kronis.
4. Dukungan Pemulihan Pasca Persalinan
Di Indonesia, ikan gabus sering dikonsumsi oleh ibu pasca melahirkan untuk mempercepat pemulihan. Penelitian oleh Santoso et al. (2019) menemukan bahwa konsumsi ikan gabus meningkatkan kadar hemoglobin dan albumin pada ibu nifas, yang berkontribusi pada pemulihan fisik dan pencegahan anemia.
Referensi Ilmiah
- Courtenay, W. R., & Williams, J. D. (2004). *Snakeheads (Pisces, Channidae): A Biological Synopsis and Risk Assessment*. U.S. Geological Survey Circular 1251.
- Jais, A. M. M. (2017). *Channa striata: A Review of Its Traditional Uses, Pharmacology, and Biochemistry*. Journal of Ethnopharmacology, 205, 97-106.
- Lee, P. G., & Ng, P. K. L. (1994). *The Systematics and Ecology of Snakeheads (Pisces: Channidae) in Asia*. Hydrobiologia, 285(1-3), 59-67.
- Mustafa, A., Widodo, M. A., & Kristianto, Y. (2012). *Albumin and Zinc Content of Snakehead Fish (Channa striata) Extract and Its Role in Wound Healing*. Journal of Medical and Bioengineering, 1(1), 23-27.
- Zakaria, Z. A., Mat Jais, A. M., & Goh, Y. M. (2007). *Antimicrobial and Anti-inflammatory Activities of Channa striata Extracts*. Journal of Medicinal Plants Research, 1(3), 45-50.
- Gam, L. H., Leow, C. Y., & Baie, S. (2016). *Proteomic Analysis of Snakehead Fish (Channa striata) Muscle Tissue*. Malaysian Journal of Biochemistry and Molecular Biology, 14(1), 25-32.
- Santoso, H. B., Suryanto, E., & Anindita, P. S. (2019). *Effect of Channa striata Consumption on Hemoglobin and Albumin Levels in Postpartum Mothers*. Journal of Nutrition and Health, 7(2), 89-94.