MAKASSAR, UNHAS.TV - Poliglot adalah istilah untuk seseorang yang mampu menguasai banyak bahasa, biasanya lebih dari empat bahasa, dengan tingkat kefasihan yang tinggi dalam berbicara, menulis, dan membaca.
Kemampuan ini tidak hanya mencerminkan bakat linguistik, tetapi juga sering kali dipengaruhi oleh faktor budaya, sejarah, dan lingkungan sosial suatu negara.
Beberapa negara di dunia dikenal memiliki penduduk dengan kemampuan poliglot yang menonjol karena keragaman bahasa, globalisasi, atau kebutuhan komunikasi lintas budaya. Berikut adalah daftar negara yang penduduknya banyak memiliki kemampuan poliglot, beserta alasan di baliknya.
1. Indonesia
Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara dengan penduduk trilingual tertinggi di dunia, dengan sekitar 17,4 persen penduduknya mampu berkomunikasi menggunakan tiga bahasa, menurut penelitian Swiftkey pada tahun 2015.
Selain itu, Indonesia juga berada di urutan ketiga untuk penduduk bilingual, dengan 57,3 persen penduduknya menggunakan kombinasi dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa nasional (Bahasa Indonesia).
Keragaman budaya dan lebih dari 700 bahasa daerah yang digunakan sehari-hari membuat penduduk Indonesia sering kali menguasai bahasa daerah, Bahasa Indonesia, dan bahasa asing seperti Inggris atau Arab. Faktor pendidikan, pariwisata, dan interaksi dengan budaya global juga mendorong kemampuan poliglot di kalangan masyarakat.
2. Swiss
Swiss adalah salah satu negara di Eropa yang terkenal dengan penduduknya yang poliglot. Negara ini memiliki empat bahasa resmi: Jerman, Prancis, Italia, dan Romansh.
Banyak penduduk Swiss, terutama di wilayah perkotaan seperti Zurich atau Geneva, fasih dalam beberapa bahasa resmi ini, ditambah bahasa Inggris yang sering digunakan dalam bisnis dan pendidikan.
Sistem pendidikan Swiss mendorong pembelajaran multibahasa sejak usia dini, dan lokasinya yang strategis di tengah Eropa membuat kemampuan berbahasa asing menjadi kebutuhan sehari-hari. Kombinasi ini menjadikan Swiss sebagai salah satu pusat poliglotisme di dunia.
3. Belgia
Belgia memiliki tiga bahasa resmi: Belanda (Flemish), Prancis, dan Jerman. Penduduk Belgia, terutama di kota-kota seperti Brussels yang multikultural, sering kali menguasai ketiga bahasa resmi ini serta bahasa Inggris.
Lingkungan multilingual di Belgia didorong oleh pembagian wilayah linguistik (Flanders, Wallonia, dan komunitas kecil berbahasa Jerman) serta kebutuhan untuk berkomunikasi dalam konteks internasional, mengingat Brussels adalah pusat administrasi Uni Eropa. Banyak penduduk Belgia yang menjadi poliglot karena paparan bahasa yang beragam sejak kecil.
4. Luksemburg
Luksemburg adalah negara kecil di Eropa yang penduduknya dikenal sangat multibahasa. Bahasa resmi Luksemburg adalah Luksemburgish, Perancis, dan Jerman, tetapi banyak penduduk juga fasih berbahasa Inggris.
Sistem pendidikan di Luksemburg dirancang untuk mengajarkan ketiga bahasa resmi sejak usia dini, dengan kurikulum yang berfokus pada multibahasa. Selain itu, lokasi geografis Luksemburg yang berbatasan dengan Prancis, Jerman, dan Belgia, serta statusnya sebagai pusat keuangan global, mendorong penduduknya untuk menguasai lebih dari empat bahasa, menjadikan mereka poliglot sejati.
5. Singapura
Singapura adalah negara multikultural dengan empat bahasa resmi: Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil. Penduduk Singapura sering kali menguasai beberapa bahasa ini karena sistem pendidikan dwibahasa yang diterapkan sejak lama.
Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar utama, sementara bahasa kedua seperti Mandarin, Melayu, atau Tamil diajarkan sesuai latar belakang etnis. Selain itu, paparan budaya global dan peran Singapura sebagai pusat perdagangan internasional membuat banyak penduduknya juga belajar bahasa asing lain seperti Jepang, Korea, atau Prancis, menjadikan Singapura salah satu negara dengan tingkat poliglotisme yang tinggi.