Lingkungan

Jutaan Ban Bekas Bikin Pusing Pemerintah Inggris dan India

MAKASSAR, UNHAS.TV - Pihak pecinta lingkungan melakukan protes keras kepada pemerintah Inggris yang mengekspor jutaan ban bekas ke sejumlah negara, termasuk ke India. Ekspor ini ternyata berdampak lingkungan untuk negara tujuan ekspor ban bekas itu.

Diperkirakan, jutaan ban bekas diekspor ke India untuk didaur ulang dengan cara dibakar di satu tungku kkhusus agar produk akhirnya bisa didaur menjadi barang tertentu.

Kantor berita BBC yang melakukan investigasi menemukan, sebagian besar ekspor itu dilakukan dengan cara ilegal. Tyre Recovery Association (TRA) atau organisasi yang menghimpun industri pemulihan ban menyebutkan, pemerintah tahu Inggris adalah salah satu pelanggar terburuk karena mengekspor ban bekas untuk digunakan dengan cara itu.

Departemen Lingkungan Hidup, Pangan, dan Urusan Pedesaan Inggris (Defra) sebenarnya telah punya aturan ketat mengenai ekspor ban bekas yang bila dilanggar akan berdampak pada denda besar dan hukuman penjara.

Di Inggris, berlaku peraturan yakni bengkel akan mengenakan biaya tambahan sebesar 3 sampai 6 Poundsterling kepada pemilik mobil yang mengganti ban. Biaya ini dipakai menutupi biaya daur ulang ban bekas itu.

Ban bekas ini kemudian didaur ulang di Inggris atau di negara lain yang memiliki fasilitas daur ulang ban bekas. Serpihan dari ban bekas ini kemudian dipakai sebagai bahan pelapis permukaan tanah atau lantai fasilitas permainan anak-anak.

Namun, faktanya, setiap tahun warga Inggris menghasilkan 50 juta ban bekas (seberat 700 ribu ton). Setengah dari jumlah ban bekas itu diekspor ke India padahal seharusnya didaur ulang di Inggris.

Ban bekas ini biasanya dipadatkan menjadi kubus karet besar yang dikenal sebagai "bal". Bal ini kemudian diparut dan dipanaskan pada suhu sekitar 500 derajat Celsius untuk mendapatkan bubuk karet dan baja dari kawat yang berada di sekeliling ban bekas itu. Proses ini dinamakan pirolisis.

Proses pirolisis ini ternyata berdampak buruk terhadap lingkungan karena menghasilkan gas dan bahan kimia berbahaya. Temuan BBC di India memperlihatkan buruknya kondisi lingkungan di sekitar pabrik pirolisis.

Proses pirolissis membuat pepohonan di sekitar pabrik tidak bisa hidup, saluran air tercemar, dan warga banyak yang terkena penyakit pernafasan dan penyakit lainnya seperti kanker, kerusakan paru-paru dan saraf.

Masalahnya, warga tidak punya pilihan lain karena pabrik pirolisis mendatangkan uang yang sangat mereka butuhkan. Kondisi kemiskinan di sekitar pabrik pirolisis menyediakan sangat sedikit pilihan untuk warga.