Budaya

Kafe Budaya Misratah yang Menghidupkan Malam Ramadan di Libya



Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah menghadiri launching Kafe Budaya Sesi Ke-1. Credit: AR.Libya Obesrver.Ly
Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah menghadiri launching Kafe Budaya Sesi Ke-1. Credit: AR.Libya Obesrver.Ly


Simbol Harapan di Tengah Tantangan

Kafe Budaya menjadi simbol harapan di tengah situasi yang penuh tantangan. Di sini, generasi muda menemukan ruang untuk mengekspresikan diri, belajar dari para pendahulu, dan merajut kembali benang-benang budaya yang sempat terputus.
Media The Libya Observer (24/3/2024) melaporkan bahwa Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah hadir pada pembukaan "Sesi Ramadan Misratah ke-1" di Lapangan Al-Nasr, yang menampilkan berbagai pertunjukan seni dan warisan budaya, semakin menegaskan pentingnya ruang-ruang budaya seperti Kafe Budaya dalam membangun kembali semangat kebangsaan.

"Kafe Budaya adalah bukti bahwa budaya adalah kekuatan yang dapat menyatukan kita," kata Ahmed, seorang mahasiswa yang sering mengunjungi kafe tersebut. "Di sini, kami merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang akan terus hidup dan berkembang, bahkan di tengah tantangan."

Di tengah malam Ramadan yang syahdu, Kafe Budaya terus berdenyut, menghidupkan kembali tradisi intelektual dan seni yang pernah menjadi kebanggaan Misratah. Di sini, di antara aroma kopi dan asap dupa, para pemikir dan seniman muda Libya merajut mimpi tentang masa depan yang lebih cerah, di mana budaya menjadi pilar utama pembangunan bangsa. Mereka tidak hanya melestarikan warisan masa lalu, tetapi juga menciptakan karya-karya baru yang mencerminkan realitas dan aspirasi mereka.

Pusat Pembelajaran dan Dialog Budaya

Kafe Budaya bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi juga pusat pembelajaran. Di sini, diskusi tentang sejarah Libya, sastra Arab klasik, dan isu-isu sosial kontemporer berlangsung hingga larut malam. Para pengunjung tidak hanya menikmati pertunjukan seni, tetapi juga terlibat dalam dialog yang mendalam dan bermakna.

"Kami ingin Kafe Budaya menjadi tempat di mana generasi muda dapat belajar tentang sejarah dan budaya mereka, serta mengembangkan pemikiran kritis mereka," kata Khalid. "Kami percaya bahwa budaya adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Libya."

Dengan semangat kebersamaan dan harapan, Kafe Budaya terus menjadi oase budaya yang menghidupkan malam-malam Ramadan di Misratah, membuktikan bahwa di tengah tantangan, budaya tetap menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi masyarakat Libya.

Festival Budaya yang Lebih Besar

"Sesi Ramadan Misrata ke-1" yang diadakan di Lapangan Al-Nasr, Misrata, adalah festival budaya yang lebih besar, di mana Kafe Budaya menjadi salah satu bagian pentingnya. Festival ini menampilkan berbagai pertunjukan seni dan warisan budaya, termasuk musik tradisional, tarian, dan pameran seni rupa. Selain itu, festival ini juga menyelenggarakan dialog budaya dan seni, kompetisi, serta kegiatan hiburan untuk keluarga dan anak-anak.

Kehadiran Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah dalam acara ini menegaskan dukungan pemerintah terhadap kegiatan kebudayaan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya lebih luas dalam membangun kembali Libya melalui pendekatan budaya, yang tidak hanya bertujuan untuk melestarikan warisan sejarah, tetapi juga membentuk identitas nasional yang lebih kuat dan inklusif.(*)