News

Ketika Hakim Menulis Puisi: Prof. Laica Marzuki di Panggung Literasi Unhas

MAKASSAR, UNHAS.TV – Perpustakaan Universitas Hasanuddin kembali menyuguhkan program unggulannya, Ex Libris Unhas, yang kali ini menghadirkan sosok inspiratif dengan latar belakang tak biasa.

Prof. Dr. H. Mohammad Laica Marzuki, S.H.—guru besar hukum, mantan Hakim Agung, sekaligus Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi RI—akan menjadi bintang tamu dalam sesi eksklusif yang disiarkan langsung melalui akun Instagram @unhas_library, pada Jumat, 2 Mei 2025, pukul 16.00–17.00 WITA.

Namun, dalam perbincangan kali ini, sosok Prof. Laica tidak akan diangkat dari sisi yang selama ini dikenal publik luas: sebagai tokoh hukum dan penjaga konstitusi.



Sebaliknya, diskusi akan menyelami dirinya dari sudut pandang yang lebih personal dan humanistik—sebagai penyair, pecinta sastra, dan aktivis kebudayaan yang menulis puisi sebagai ekspresi kebebasan batin.

“Prof. Laica menulis puisi bukan karena ingin menjadi penyair profesional, tapi karena memang sejak muda beliau mencintai puisi. Baginya, puisi adalah ruang untuk merdeka dari kekakuan bahasa hukum,” ujar Anshar Saud, Sekretaris Perpustakaan Unhas, yang juga akan menemani Prof. Laica dalam sesi bincang-bincang tersebut.

Salah satu karya sastra Prof. Laica yang akan dibahas adalah Dua Meretas Ilalang (Penerbit Konpress, 2007), buku kumpulan puisi yang ditulis bersama W.S. Koentjoro.

Dalam pengantar buku tersebut, penyair senior Taufik Ismail menulis bahwa kumpulan puisi ini unik karena ditulis oleh seorang Hakim Konstitusi. Taufik menekankan bahwa puisi-puisi Prof. Laica bukan sekadar karya estetik, tetapi cermin dari pencarian batin dan kehalusan rasa seorang intelektual yang juga peka terhadap persoalan kemanusiaan.

Program Ex Libris Unhas sendiri merupakan inisiatif dari Perpustakaan Unhas untuk menghidupkan kembali semangat literasi di kampus melalui eksplorasi koleksi-koleksi buku yang tidak hanya penting secara akademik, tetapi juga kaya makna secara personal.

Dalam setiap edisinya, tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang diundang untuk membagikan kisah mereka bersama buku—baik sebagai penulis maupun pembaca.

“Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa perpustakaan bukan sekadar ruang membaca, tetapi juga ruang refleksi dan dialog tentang kehidupan,” tambah Anshar Saud.

Dengan menghadirkan Prof. Laica Marzuki sebagai tamu, Ex Libris Unhas bukan hanya memperkenalkan kembali sosok intelektual berpengaruh, tetapi juga mengajak publik untuk melihat bahwa di balik palu hakim dan dokumen hukum, ada hati yang peka dan kata-kata yang mengalir lembut dalam bentuk puisi.

Masyarakat umum, khususnya sivitas akademika Unhas, diundang untuk mengikuti siaran langsung ini dan mengenal lebih dalam sosok Prof. Laica dari sisi yang jarang terekspos. Sebuah kesempatan langka untuk menyaksikan perjumpaan antara hukum dan sastra, antara konstitusi dan kemanusiaan.