MAKASSAR, UNHAS.TV - Di tengah gempuran teknologi dan budaya digital, minat baca generasi muda mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Di Kota Makassar, anak-anak kini lebih sering menghabiskan waktu dengan gawai dan internet dibanding membaca buku. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Perpustakaan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Sebagai respons, dinas tersebut menghadirkan berbagai inovasi untuk menghidupkan kembali budaya membaca, terutama di kalangan anak-anak.
Salah satu pendekatan yang diambil adalah menyelenggarakan kegiatan kreatif seperti lomba dongeng dan pertunjukan teatrikal literasi.
Kegiatan ini tidak hanya bersifat hiburan, tetapi juga menjadi media pembelajaran yang mengangkat kembali nilai-nilai cerita tradisional sebagai bagian dari warisan budaya.
Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar, A. Patiware B. Djemma, menegaskan pentingnya pendekatan yang adaptif dalam membentuk kebiasaan membaca sejak dini.
“Lomba dongeng dan teatrikal ini bukan sekadar hiburan. Ini bagian dari tugas kami untuk menghidupkan kembali literasi lewat cara yang dekat dengan anak-anak dan budaya kita,” ujarnya.
Patiware menjelaskan bahwa program-program literasi yang dijalankan juga memperhatikan indikator seperti indeks pembangunan literasi masyarakat, pemerataan pelayanan, serta jumlah pengunjung dan koleksi buku yang tersedia.
Dengan demikian, program literasi tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan angka baca, tetapi juga memperluas akses dan keadilan informasi.
Upaya Dinas Perpustakaan ini menjadi secercah harapan bagi tumbuhnya generasi pembaca yang tidak hanya cakap dalam teknologi, tetapi juga memiliki wawasan dan imajinasi yang kuat melalui literasi.
(Rizka Fraja / Unhas.TV)