MAKASSAR, UNHAS.TV - Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar berbaur dengan warga kota memenuhi kawasan Fly Over Makassar, Kamis, 4 September 2025. Mereka datang dengan satu seruan yang sama: “Lawan militerisme, bangun kuasa rakyat.”
Aksi ini digalang oleh aliansi lintas kampus dan komunitas. Dari Universitas Hasanuddin, Universitas Muhammadiyah Makassar, hingga kelompok warga Bara-Baraya, massa berkumpul sejak pagi.
Mereka membawa spanduk, poster, dan pengeras suara. “Ini bukan sekadar unjuk rasa mahasiswa,” kata Muhammad Hisfari, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unhas yang bertindak sebagai orator utama. “Aksi ini adalah gabungan kekuatan rakyat.”
Hisfari menegaskan bahwa aksi mereka murni orasi damai, tanpa kekerasan. Ia berharap aspirasi mahasiswa dan warga didengar pemerintah.
“Harapan kami, masyarakat Makassar benar-benar diperhatikan, bukan hanya dijadikan objek kebijakan,” ujarnya.
Aliansi mengajukan enam tuntutan utama. Pertama, mengembalikan militer ke barak. Kedua, melemahkan dominasi militer dan mengembalikan kedaulatan rakyat. Ketiga, mendorong reformasi DPR RI.
Keempat, memperbaiki alokasi anggaran DPR. Kelima, melakukan pengecekan ulang program makan bergizi gratis (MBG). Dan terakhir, menolak penggusuran warga Bara-Baraya.
Bagi massa aksi, tuntutan itu lahir dari kegelisahan atas arah kebijakan pemerintah yang dinilai menjauh dari kepentingan rakyat.
Mereka menyoroti krisis anggaran yang berimbas pada layanan publik, sementara megaproyek tetap digenjot. “Kami melihat ada jarak yang makin lebar antara negara dan rakyat,” kata seorang peserta aksi yang enggan disebutkan namanya.
Aksi di Fly Over Makassar berlangsung teratur. Massa bergantian menyampaikan orasi politik, puisi, dan nyanyian perlawanan. Beberapa kelompok seni jalanan ikut tampil. Sepanjang jalan, aparat kepolisian berjaga, namun tidak terlihat ketegangan berarti.
Tagline “Lawan Militerisme, Bangun Kuasa Rakyat” menjadi pemersatu. Kalimat itu diteriakkan berulang kali, menggema di bawah jalan layang. Sejumlah warga yang melintas ikut berhenti dan menyimak.
Aliansi menegaskan, aksi ini bukan yang terakhir. Mereka berencana memperluas konsolidasi dengan menggabungkan mahasiswa lintas kampus, organisasi rakyat, hingga komunitas warga kota. “Kita butuh kekuatan bersama untuk melawan ketidakadilan,” ujar Hisfari di akhir orasinya.
Meski tuntutan mereka masih jauh dari respons pemerintah, semangat konsolidasi yang muncul di Fly Over Makassar hari itu menandai satu hal: mahasiswa dan warga memilih berjalan beriringan, dengan keyakinan bahwa kuasa rakyat bisa dibangun dari jalanan.
(Rizka Fraja / Unhas.TV)