Mahasiswa
Nasional
Pendidikan

Mahasiswa FIB Unhas Wakili Sulawesi Selatan di Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XX

PAMERAN RISET. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unhas saat berpose di depan logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta. Mereka merupakan delegasi Unhas yang tengah mengikuti rangkaian kegiatan Focus Group Discussion dan Exhibition hasil riset manuskrip Sulawesi Selatan, sekaligus berpartisipasi dalam Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XX 2025. (dok unhas.tv)

JAKARTA, UNHAS.TV - Sepuluh mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (FIB Unhas) berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan lolos sebagai pemakalah dalam Simposium Internasional Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANNASSA) XX tahun 2025.

Mereka tidak hanya membawa nama almamater, tetapi juga mengemban misi besar: memperkenalkan warisan intelektual Sulawesi Selatan ke panggung nasional dan internasional.

Dalam kolaborasi antara Fakultas Ilmu Budaya Unhas, Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), dan Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN, kegiatan ini dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) serta pameran hasil riset manuskrip.

Fokus utamanya adalah menggali, mendiskusikan, dan memamerkan hasil penelitian mengenai naskah-naskah klasik dan tradisi lisan Sulawesi Selatan—dari lontaraq hingga manuskrip keagamaan dan sastra kuno Bugis-Makassar.

“Manuskrip bukan sekadar teks lama yang berdebu. Ia adalah cermin sejarah, cara berpikir, dan spiritualitas masyarakat masa lampau,” ujar Dr. Husnul Fahimah Ilyas, M.A.Hum., dosen pembimbing yang mendampingi tim delegasi Unhas bersama Dr. Agus Iswanto, S.S., M.A.Hum.

Perjalanan Intelektual ke Ibu Kota

Rangkaian kegiatan dimulai pada 12 Oktober 2025 dengan briefing dan pemberangkatan dari Makassar. Keesokan harinya, tim langsung menghadiri agenda padat di Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN, berdiskusi dengan para peneliti senior, serta mempresentasikan hasil riset mereka di hadapan pimpinan BRIN dan YAD.

Pada Selasa, 14 Oktober, rombongan delegasi Unhas berkesempatan bertemu Menteri Kebudayaan dan mengunjungi Yayasan Arsari Djojohadikusumo, lembaga yang aktif mendukung pelestarian warisan manuskrip Nusantara.

Hari berikutnya, mereka mengikuti pembukaan resmi Simposium MANNASSA XX di Perpustakaan Nasional RI, sebelum melanjutkan kegiatan presentasi makalah ilmiah di BRIN dan exhibition manuskrip Sulawesi Selatan selama dua hari.

Puncak kegiatan akan diakhiri dengan kunjungan ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Universitas Indonesia (UI) untuk melihat ruang penyimpanan naskah kuno.

Seleksi Ketat dan Dedikasi Akademik

Dari 30 peserta awal di tingkat fakultas, hanya 10 mahasiswa terbaik yang terpilih untuk mengikuti riset lapangan dan kemudian lolos seleksi nasional yang diikuti oleh sekitar 300 peserta dari seluruh Indonesia.

Menurut Dr. Husnul Fahimah, para mahasiswa ini telah melalui proses pelatihan intensif dan pembimbingan sistematis.

“Mereka tidak hanya diajarkan meneliti naskah, tetapi juga memahami nilai-nilai filosofis dan sosial yang terkandung di dalamnya. Ini adalah upaya Unhas untuk melahirkan generasi akademik yang peka terhadap warisan budaya bangsa,” tuturnya.

Manuskrip sebagai Jembatan Masa Lalu dan Masa Depan

Pameran hasil riset yang berlangsung sepanjang kegiatan menampilkan naskah-naskah Bugis-Makassar yang memuat kisah kerajaan, hukum adat, dan tradisi keagamaan.

Sebagian di antaranya berasal dari koleksi keluarga bangsawan Gowa-Tallo, Luwu, dan Bone yang selama ini tersimpan dalam arsip pribadi.

“Melalui kegiatan ini, kita ingin memperlihatkan bahwa Sulawesi Selatan bukan hanya kaya akan tradisi lisan, tetapi juga memiliki jejak intelektual tertulis yang sangat kuat. Dari naskah-naskah itulah kita belajar tentang identitas, kebijakan, bahkan etika sosial masyarakat Bugis-Makassar,” jelas Dr. Agus Iswanto.

>> Baca Selanjutnya