MAKASSAR, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan Sabun cair dan sabun kertas dari limbah kulit pisang dan ampas kopi.
Kegiatan yang dipusatkan di Lembang Kapala Pitu, Kecamatan Kapala Pitu, Kabupaten Toraja Utara, ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga, sekaligus memberikan keterampilan praktis.
Pada pelatihan ini, peserta khususnya ibu-ibu rumah tangga dan pemuda desa, diajak memanfaatkan kulit pisang dan ampas kopi yang biasanya terbuang, menjadi sabun cair dan sabun kertas inovatif.
Limbah kulit pisang dan ampas kopi diolah menjadi produk sabun yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat.
Kulit pisang mengandung senyawa flavonoid dan fenol yang bertindak sebagai antibakteri alami dan antioksidan, yang membantu membersihkan kuman sekaligus menjaga kesehatan kulit tangan.
Adapun air rebusan sereh menambahkan aroma segar sekaligus berperan sebagai antibakteri dan antijamur alami sehingga memperkuat daya bersih dan kesegaran sabun. Ampas kopi sendiri mengandung senyawa bioaktif yang berperan sebagai pembersih alami serta memberikan aroma khas kopi pada sabun.
Koordinator program Novita Wulandari mengatakan, sabun cair ini dapat menjadi solusi ramah lingkungan yang praktis dan ekonomis. "Dengan memanfaatkan limbah rumah tangga seperti kulit pisang dan ampas kopi kita bisa membuat produk yang bermanfaat, ramah lingkungan dan berpeluang dijadikan produk usaha rumahan dengan nilai ekonomis," katanya.
"Saya tidak menyangka limbah seperti kulit pisang dan ampas kopi bisa dijadikan sabun. Biasanya hanya dibuang begitu saja, sekarang bisa digunakan untuk membuat sabun. Selain mengurangi limbah, masyarakat juga memperoleh pengetahuan baru untuk memproduksi sabun yang bisa dipakai sendiri maupun dijual," kata salah satu warga.
Selain mengajar warga cara membuat sabun berbahan alami, mahasiswa KKN Unhas juga melakukan sosialisasi dan demonstrasi pemanfaatan limbah sekam padi menjadi biobriket sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan.
Penanggung jawab program Novitriani Irene menyebutkan, kegiatan ini bertujuan mengenalkan masyarakat bahwa sekam padi yang biasanya hanya dibuang atau dibakar dapat diolah menjadi sumber energi alternatif yang ekonomis, ramah lingkungan, dan bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
"Dengan mengolah sekam padi menjadi biobriket kita tidak hanya mengurangi pencemaran akibat pembakaran terbuka tetapi juga menciptakan energi alternatif yang hemat biaya dan bermanfaat bagi masyarakat," jelas Novitriani Irene.
Mahasiswa memperlihatkan kepada peserta tahapan pembuatan biobriket mulai dari pencampuran sekam padi, pencetakan, hingga pengeringan. Melalui kegiatan ini, masyarakat tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang cara mengolah limbah sekam padi, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan untuk mendukung kebutuhan rumah tangga secara mandiri
Mahasiswa Unhas berharap dari dua inovasi ramah lingkungan itu, masyarakat Lembang Kapala Pitu semakin terilhami mengolah limbah menjadi produk bermanfaat serta mendukung terwujudnya desa wisata berbasis ramah lingkungan dan berkelanjutan.(*)