SINJAI, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin memperkenalkan inovasi hijauan pakan ternak berupa stek rumput gajah unggul ke Desa Pattalassang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai.
Program yang berlangsung pada 16–23 Juli 2025 ini menjadi istimewa karena rumput gajah unggul yang dikembangkan di kampus merah tersebut sebelumnya belum pernah ditanam di wilayah ini.
Kehadiran rumput gajah unggul diharapkan menjadi solusi strategis atas keterbatasan hijauan lokal yang selama ini diandalkan petani-peternak. Selama ini, masyarakat hanya mengandalkan jenis rumput alami yang produktivitasnya terbatas, terutama saat musim kemarau.
Rumput gajah dikenal luas sebagai salah satu hijauan pakan utama karena produktivitasnya tinggi, mencapai 200–250 ton per hektar per tahun. Selain berumur panjang, tanaman ini juga tahan terhadap suhu panas.
Bentuknya khas, dengan batang dan daun berukuran besar, sehingga disebut juga Elephant Grass. Seiring perkembangan riset, varietas baru terus dikembangkan melalui pemuliaan dan bioteknologi untuk menghasilkan pakan yang lebih produktif dan bergizi.
Beberapa varietas hasil penelitian, seperti Biovitas, Biograss, dan Bionutrisi, telah resmi dilepas pada 2021. Dari sejumlah varietas tersebut, Biograss dianggap paling unggul dengan produktivitas hingga 384 ton per hektar per tahun dan kandungan protein kasar 14,49 persen.
Tekstur daunnya yang lunak membuat rumput ini disukai ternak. Mahasiswa KKN juga memperkenalkan varietas Red Napier, yang memiliki batang kemerahan, biomassa tinggi, serta nilai estetika ketika ditanam di lahan.
Dalam kegiatan KKN, mahasiswa membagikan stek rumput gajah unggul secara langsung kepada warga. Masyarakat kemudian menanamnya di lahan masing-masing.
Respon positif muncul karena warga menilai rumput ini bisa menjadi sumber pakan yang lebih melimpah dan berkualitas dibanding hijauan lokal. Dengan teknik budidaya sederhana melalui stek batang, warga yakin dapat mengembangkan rumput gajah secara berkelanjutan.
“Kami melihat banyak peternak di sini kesulitan mendapatkan hijauan saat musim kemarau. Karena itu, kami ingin menghadirkan rumput gajah unggul sebagai solusi jangka panjang. Harapannya, desa ini bisa lebih mandiri dalam penyediaan pakan ternak,” kata Muhammad Fadlillah Ramadhan, salah seorang mahasiswa peserta KKN.
Kepala Desa Pattalassang Jamaluddin menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa Unhas. Ia menilai inisiatif ini tidak hanya memberikan alternatif pakan ternak yang lebih baik, tetapi juga berpotensi menekan biaya produksi, meningkatkan kesehatan ternak, dan memperkuat ekonomi masyarakat yang bergantung pada sektor peternakan.
“Ini langkah nyata membawa inovasi dari kampus ke desa. Kami harap keberlanjutan program ini bisa terus didampingi agar manfaatnya semakin besar bagi warga,” ujar Jamaluddin.
Program KKN tersebut menjadi bukti sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dalam mengembangkan peternakan lokal.
Dengan adanya rumput gajah unggul, Desa Pattalassang diharapkan mampu mandiri dalam penyediaan pakan, menjaga keberlanjutan usaha ternak, dan membuka peluang terbentuknya UMKM peternakan berbasis inovasi hijauan.
Langkah kecil mahasiswa ini diharapkan memberi dampak besar dari peningkatan produktivitas peternakan hingga ketahanan pangan lokal di Desa Pattalassang, Kabupaten Sinjai. (*)