SOPPENG, UNHAS.TV - Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa Keilmuan dan Penalaran Ilmiah (UKM KPI) Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Relaunching Desa Wisata Mattabulu melalui program "Sipatokkong: Revitalisasi Kawasan Wisata Mattabulu Melalui Collaborative Governance Eppa Sulapa terhadap Ekonomi Hijau dan Pariwisata Berkelanjutan Pasca Bencana".
Acara yang berlangsung di kawasan wisata Lembah Cinta, Desa Mattabulu, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Minggu (7/9/2025), dihadiri Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Soppeng AKBP Aditya Pradana SIK MIK, Komandan Distrik Militer (Dandim) 1423/Soppeng Letkol Infanteri Reinhard Haposan Manurung SPd, Ketua DPRD Kabupaten Soppeng Andi Muhammad Farid SSos, serta Direktur Kemahasiswaan Unhas Abdullah Sanusi SE MBA PhD.
Program ini berangkat dari kondisi Desa Mattabulu yang sempat mengalami penurunan kunjungan wisata hingga 83% akibat bencana longsor pada tahun 2024. Mengusung konsep ekosistem berbasis masyarakat, kegiatan ini mendorong kerja sama pemerintah desa, BUMDes, Pokdarwis, UMKM, serta kelompok seni dan budaya untuk menghidupkan kembali potensi wisata Mattabulu.
Program ini turut meliputi revitalisasi kawasan Hutan Pinus Lembah Cinta dan air terjun Liu PangiE, pencanangan agrowisata kopi, pelatihan inovasi produk UMKM, pembentukan kelompok masyarakat sadar bencana, serta puncaknya yaitu Relaunching Desa Wisata Mattabulu dengan konsep "Jelling Mattabulu" yang menghadirkan atraksi seni, budaya, dan promosi potensi lokal.
Direktur Kemahasiswaan Unhas Abdullah Sanusi SE MBA PhD dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa. Ia menekankan bahwa program ini menunjukkan peran strategis mahasiswa yang tidak hanya menjadi agen perubahan di lingkungan kampus.
"Peluncuran ulang Desa Wisata Mattabulu adalah bukti nyata keterlibatan mahasiswa mengatasi tantangan pasca bencana melalui pemberdayaan komunitas lokal," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini menekankan pentingnya membangun ekosistem pariwisata berbasis masyarakat yang tangguh, berkelanjutan, dan sejalan dengan prinsip ekonomi hijau.
"Universitas Hasanuddin berkomitmen untuk terus mendukung kolaborasi mahasiswa dengan masyarakat dalam mengembangkan desa-desa wisata unggulan di Sulawesi Selatan," ujarnya.
Dosen pendamping, Muhammad Adnan Kasogi SSos MSi menegaskan bahwa revitalisasi Desa Wisata Mattabulu merupakan langkah penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem wisata berbasis masyarakat.
Menurutnya, kekayaan alam, sejarah, dan budaya yang dimiliki Mattabulu akan memberi nilai tambah apabila dikelola secara sistematis dan melibatkan partisipasi warga desa.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program ini menghadirkan model kolaborasi lintas sektor yang nyata. "Mahasiswa tidak hanya hadir membawa gagasan, tetapi juga menciptakan kolaborasi lintas sektor yang memberdayakan masyarakat secara langsung. Saya percaya, ketika masyarakat menjadi pusat pengelolaan, desa wisata akan lebih tangguh dan berkelanjutan,” ujarnya.(*)