Pendidikan

Mahasiswa Unhas yang KKN di Desa Talumae Olah Bayam Jadi Camilan Bermutu, Siap Kenalkan Ke Bupati Sidrap

SIDRAP, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) yang ditempatkan di Desa Talumae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidrap, kembali menjalankan program kerja inovatif yang berbasis pada potensi lokal.

Kali ini, mereka memanfaatkan hasil panen kebun warga berupa bayam dan mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, yakni Bayam Crispy. Produk ini meningkatkan nilai tambah sayuran tersebut sebagai sumber baru penghasilan warga.

Program kerja itu dijalankan disalah satu rumah milik warga Dusun 3 Desa Talumae, Selasa (22/7/25). Koordinator program, Andi Tadzkia Ramadhani, menyebut inovasi itu hadir sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, khususnya petani kebun yang selama ini hanya mengonsumsi hasil panen secara mentah.

"Di desa ini mayoritas warganya adalah petani kebun, dan bayam termasuk salah satu tanaman yang sering dipanen. Maka dari itu, kami hadir dengan solusi agar hasil panen ini tidak hanya dikonsumsi langsung, tetapi bisa diolah menjadi produk lokal berkualitas yang bisa dijual dan memberikan penghasilan tambahan," ungkap Tadzkia.

Menariknya, proses pembuatan Bayam Crispy ini tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa, tetapi turut melibatkan warga sekitar. Mereka diajak langsung dalam setiap tahap pembuatan, mulai dari pemilihan bayam, pengolahan adonan, hingga tahap penggorengan dan pengemasan.

"Iya, betul kami juga libatkan warga agar mereka lebih mudah dalam mempraktikkan nantinya," jelas mahasiswa Teknologi Pertanian itu.

Kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi gizi bagi warga. Pasalnya, bayam dikenal sebagai salah satu sayuran yang kaya manfaat, seperti membantu mencegah kanker, menurunkan risiko diabetes, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Bahkan, produk Bayam Crispy ini juga diperkenalkan sebagai alternatif camilan sehat yang ramah anak-anak, terutama bagi mereka yang kurang menyukai sayuran hijau.

Salah satu peserta, Dewi, mengungkapkan proses pembuatan Bayam Crispy itu tidaklah rumit sehingga mudah nantinya untuk dipraktikkan. "Bagus, tidak susah. Apalagi tidak perlu mi beli bayam. Bahan bahan lainnya juga banyak ji di pasar," terang Dewi.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil karya warga dan mahasiswa, produk Bayam Crispy ini rencananya akan dibagikan dan diperkenalkan kepada Bupati Sidrap dalam waktu dekat. Harapannya, produk ini bisa menjadi ikon kecil Desa Talumae sekaligus contoh pemberdayaan masyarakat berbasis hasil pertanian lokal.

"Kami ingin menunjukkan bahwa potensi lokal jika dikembangkan secara kreatif dan kolaboratif, bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat tidak hanya dari sisi kesehatan, tetapi juga ekonomi," tambah Tadzkia.

Program ini menjadi salah satu wujud nyata peran mahasiswa KKNT dalam mendorong kemandirian desa melalui pendekatan kreatif, berbasis potensi lokal, dan berorientasi pada keberlanjutan.

"Kami ingin meninggalkan sesuatu yang bisa terus dimanfaatkan warga, meski masa KKN kami telah selesai nanti. Semoga Bayam Crispy ini bisa menjadi awal dari lahirnya produk-produk lokal lainnya dari Desa Talumae," tutup Tadzkia.(*)

Zulkarnaen Jumar Taufik (Unhas TV)