MAKASSAR, UNHAS.TV - Komandan Lantamal VI Brigjen Marinir Andi Rahmat kembali bertemu dengan Mayjen (Purn) Marinir Lukman Hasyim setelah sekian lama berpisah.
Pertemuan terbaru ketika Brigjen Marinir Andi Rahmat ikut pada acara takziah malam kedua atas wafatnya ibunda Mayjen (Purn) Lukman di rumah duka di Jalan Amirullah Bundar, Makassar, Minggu (23/6/2024) malam.
Sehari sebelumnya, Andi Rahmat dan Lukman bertemu di pekuburan Sudiang, Makassar. Andi Rahmat datang bersama dengan Danyonmarhanlan VI Makassar Mayor Marinir Yusman Efendi, MTr Opsla, Danpomal Lantamal VI Letkol Laut (PM) Prasetyo Bekti SKom MTr Opsla, dan sejumlah prajurit TNI AL.
Mayjen (Purn) Marinir Lukman mengaku memiliki keadaan yang sama dengan Brigjen Marinir Andi Rahmat. "Kini kami sama-sama yatim piatu. Ibu meninggal hari ini, bapak 25 tahun lalu," kata mantan Komandan Pusat Polisi Militer TNI AL itu. Adapun Andi Rahmat ditinggal wafat kedua orangtuanya pada 2011 dan 2021.
Andi Rahmat mengaku punya kesan kuat dengan kedua orangtuanya. "Bapak saya bekerja di pabrik gula, tapi kami masih punya lahan luas di Kabupaten Boe," ujarnya.
Lahan luas di dataran tinggi itu ditanami cengkeh. Jumlahnya ratusan pohon. Setiap jelang masa panen, Andi Rahmat dan saudaranya selalu ke lahan yang berada di dataran tinggi.
"Saya masih ingat, saat itu saya SMP, kakak SMA. Kami ke kebun naik motor dan panjat setiap pohon cengkeh. Setelah dua karung terisi penuh, kami bawa pakai motor. Saya duduk di tumpukan karung," ujar Andi Rahmat.
Cenhgkeh kemudian dijemur beberapa hari lalu dijual. "Lumayan hasilnya. Pernah, kami jual cengkeh supaya bisa punya sepatu baru," ujarnya.
Sayangnya, kebun cengkeh itu sudah lama tidak terurus. Sudah banyak pohon tidak berbuah lagi. Jika masih ada banyak waktu luang, Andi Rahmat punya rencana untuk kembali mengelola kebun itu.
Andi Rahmat pernah sekantor dengan Lukman. Saat Lukman menjabat sebagai Danlantamal XI Merauke, Andi Rahmat sebagai Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) Lantamal XI.
Andi Rahmat (alumnus AAL angkatan 39 tahun 1993) menyebut Lukman (alumnus angkatan 34 AAL 1988) sebagai komandan yang selalu bersepeda.
"Komandan belikan kami banyak road bike supaya bisa dipakai olahraga bersama. Tapi waktu saya dipindahkan ke Tanjung Pinang, Riau, kebiasaan bersepeda saya hentikan karena jalannya naik turun. Susah. Terpaksa, sepeda saya bungkus saja," ujarnya yang disambut tawa oleh Mayjen (Purn) Marinir Lukman.(*)
Amir Pallawa Rukka (Unhas TV)