MAKASSAR, UNHAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan merilis prediksi musim hujan 2025/2026 bakal lebih awal dari biasanya.
Hal itu diungkapkan Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan, Ayi Sudrajat SP MSi dalam konferensi pers virtual yang digelar Jumat, 26 September 2025.
BMKG menyebut musim hujan tahun ini akan datang lebih awal dibandingkan periode sebelumnya. Ayi Sudrajat menjelaskan awal musim hujan diperkirakan terjadi pada Oktober hingga November 2025 di sekitar 75 persen wilayah Zona Musim (ZOM) Sulawesi Selatan.
"Jika dibandingkan kondisi normal, musim hujan kali ini lebih cepat datang di sekitar 71 persen wilayah Provinsi Sulawesi Selatan," ujar Ayi.
“Prediksi ini kami sampaikan agar menjadi panduan bagi pemerintah daerah maupun masyarakat dalam mengantisipasi potensi bencana iklim ekstrem. Kita belajar dari pengalaman banjir di Maros pada Februari lalu, agar kerugian serupa bisa diminimalkan,” kata Ayi.
BMKG Sulsel mencatat puncak musim hujan diperkirakan berlangsung pada Desember 2025 hingga bulan April 2026. Dari sisi intensitas, curah hujan diperkirakan berada pada kategori normal di sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan.
Lebih jauh, BMKG Sulsel mengingatkan kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, hingga penyakit yang rawan muncul di musim hujan, misalnya demam berdarah.
Selain itu, BMKG menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dan keterlibatan masyarakat dalam melakukan sejumlah langkah mitigasi.
“Informasi prediksi musim hujan ini bisa menjadi acuan dalam menyusun rencana aksi dini atau early action. Dengan begitu, langkah-langkah mitigasi bisa lebih terarah untuk menekan kerugian akibat bencana hidrometeorologi,” ujar Meyce, perwakilan Stasiun Klimatologi Sulsel.
Untuk menghadapi kondisi ini, BMKG mengimbau seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, instansi terkait, hingga masyarakat agar lebih siap. Peringatan dini yang dikeluarkan BMKG diharapkan dapat dipatuhi.
Masyarakat juga diminta menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya dengan tidak membiarkan genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab demam berdarah.
BMKG Sulsel menekankan bahwa kesiapan menghadapi musim hujan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan kesadaran masyarakat.
“Musim hujan kali ini datang lebih cepat, sehingga langkah antisipasi harus segera dilakukan sejak sekarang,” ujar Ayi menutup pernyataannya.
Dengan prediksi musim hujan lebih awal ini, BMKG berharap semua pihak dapat memanfaatkan informasi iklim secara bijak untuk meminimalkan dampak kerugian, baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun kesehatan masyarakat.
(Rahmatia Ardi / Unhas.TV)