SOPPENG, UNHAS.TV – Di jantung pedesaan Kelurahan Manorang Salo, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, sebuah inisiatif kolaboratif yang segar mulai menghirupkan kehidupan baru.
Tujuh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam Posko Manorang Salo, Rabu (16/7/2025), memulai babak baru dalam perjalanan akademik mereka: Praktik Belajar Lapangan (PBL) I.
Bukan sekadar tugas kuliah, kegiatan ini adalah jembatan penghubung antara teori di bangku kuliah dengan realitas kesehatan masyarakat di lapangan.
PBL, atau Praktik Belajar Lapangan, adalah metode pembelajaran yang dirancang untuk melatih mahasiswa menghadapi dan mengatasi permasalahan kesehatan secara nyata.
Bagi Zulfarhan Fauzi (Koordinator Kelurahan), Hanifah Almas (Sekretaris), Atika Saleh (Bendahara), Alya Putri, Daniya Safira, Jesika Kristiani, dan Dinda Sakinah, Manorang Salo menjadi "laboratorium" mereka hingga 28 Juli 2025.
Didampingi oleh Ibu St. Rosmanely, SKM., M.KM sebagai supervisor lapangan, mereka siap menyelami denyut nadi kesehatan masyarakat setempat. Seminar awal yang digelar di Kantor Kelurahan Manorang Salo menjadi penanda dimulainya misi ini.
Ruangan itu dipenuhi wajah-wajah antusias dari berbagai lapisan masyarakat: Bapak Syachrany Andi Nganro, S.E., M.Si. selaku PLT Lurah, Kepala Puskesmas, Bidan Pondok, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMK), Pengurus Lembaga Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat (PLKB), Ketua RT/RW, kader posyandu, hingga tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
Kehadiran mereka bukan hanya bentuk dukungan, melainkan cerminan harapan besar akan perubahan positif. Dalam pemaparan mereka, tim mahasiswa menjelaskan bahwa fokus utama PBL I adalah identifikasi masalah kesehatan.
Ini bukan sekadar menduga, melainkan menggali data secara cermat melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan diskusi kelompok terarah (FGD). Data sekunder dari instansi terkait juga akan menjadi pelengkap puzzle.
Seluruh informasi yang terkumpul akan dijaga kerahasiaannya dan semata-mata digunakan untuk kepentingan akademik, sebagai fondasi penyusunan skala prioritas masalah yang akan dieksekusi pada PBL II dan PBL III di semester berikutnya.
"Kami menyambut hangat kehadiran mahasiswa PBL dari Unhas. Semoga mereka dapat membantu kami melihat dan mengatasi persoalan kesehatan yang ada di lingkungan kami," ujar salah satu perwakilan masyarakat yang hadir, menyuarakan optimisme yang sama.
Kontribusi Nyata untuk Pembangunan Berkelanjutan
Lebih dari sekadar tugas akademik, kegiatan PBL ini memiliki relevansi strategis yang mendalam. Ia sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan 3: Good Health and Well-Being, yang berfokus pada peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat global.
Di tingkat nasional, inisiatif ini selaras dengan Asta Cita, khususnya Cita ke-6 yang mengutamakan pembangunan dari desa melalui partisipasi aktif masyarakat.
Serta Cita ke-8 yang mengedepankan kehidupan harmonis dengan lingkungan melalui peningkatan kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat.
Dengan semangat kolaborasi dan sinergi yang terpancar dari seminar awal ini, diharapkan kegiatan PBL I tidak hanya memberikan manfaat pembelajaran yang tak ternilai bagi mahasiswa, tetapi juga berkontribusi nyata pada pembangunan dan perbaikan layanan kesehatan di tingkat desa.
Ini adalah langkah kecil yang berpotensi menciptakan gelombang perubahan besar, membuka jalan bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kelurahan Manorang Salo, sekaligus mendukung pencapaian target-target pembangunan nasional dan global. (*)