UNHAS.TV - Keselamatan berlalu lintas di dalam kampus kini menjadi perhatian serius di Universitas Hasanuddin. Dengan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah mahasiswa, risiko kecelakaan juga ikut mengintai.
Kepala Subdirektorat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Unhas, Prof Dr Lalu Muhammad Saleh SKM MKes, mengingatkan pentingnya mengantisipasi dua faktor utama penyebab kecelakaan: unsafe act dan unsafe condition.
Dalam keseharian di kampus, tidak jarang ditemukan perilaku berkendara yang ceroboh. Beberapa di antaranya seperti tidak menggunakan helm, memacu kendaraan melebihi batas kecepatan 30 km/jam di area kampus, hingga mengendarai motor tanpa pemeriksaan kondisi terlebih dahulu.
"Begini, pertama, two-factor theory kecelakaan itu terjadi karena unsafe act dan unsafe condition. Unsafe act itu perilaku berkendara yang tidak aman, contohnya tidak menggunakan helm, melaju melebihi batas kecepatan, atau membawa motor yang tidak layak jalan," jelas Prof. Lalu.
Ia juga menambahkan bahwa pemeriksaan rutin kendaraan sangat penting. Mahasiswa diminta memastikan kondisi rem, ban, dan lampu kendaraan dalam keadaan baik sebelum digunakan.
Selain itu, pengecekan ketersediaan bahan bakar menjadi langkah sederhana namun krusial untuk menghindari masalah di perjalanan.
Menurut data dari Subdirektorat K3 Unhas, dalam kurun 2024 saja, tercatat lebih dari 20 insiden kecelakaan ringan di dalam kampus, mayoritas akibat kelalaian dalam berkendara. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap perilaku berkendara para sivitas akademika.
Selain perilaku, kondisi jalan (unsafe condition) turut berkontribusi terhadap risiko kecelakaan. Beberapa area di dalam kampus memang masih memiliki jalan berlubang, marka jalan yang pudar, serta kurangnya rambu lalu lintas yang memadai.
Prof. Lalu menekankan bahwa pihak kampus terus berupaya memperbaiki infrastruktur, namun keselamatan juga bergantung pada kesadaran pengguna jalan.
"Kalau ada jalan rusak, ya pelankan kendaraan. Kalau ada rambu, taati. Jangan mentang-mentang jalan kosong, langsung ngebut," ujarnya.
Kebiasaan mahasiswa yang kerap ngebut karena dikejar jadwal kuliah juga menjadi sorotan. Prof. Lalu mengimbau mahasiswa untuk mengatur waktu keberangkatan lebih awal sehingga dapat berkendara dengan santai tanpa perlu terburu-buru.
Dalam jangka panjang, Universitas Hasanuddin tengah mengkaji penerapan program keselamatan berkendara berbasis komunitas, termasuk pelatihan safety riding untuk mahasiswa baru dan penyediaan fasilitas parkir yang lebih aman.
Sebagai tambahan, survei kecil yang dilakukan oleh tim K3 Unhas terhadap 500 mahasiswa menunjukkan bahwa 65% mahasiswa merasa perlu adanya sosialisasi rutin tentang keselamatan berkendara, dan 75% mahasiswa setuju untuk mengikuti pelatihan safety riding jika difasilitasi kampus.
Dengan berbagai upaya ini, Unhas berharap mampu menciptakan budaya berkendara yang lebih aman, bertanggung jawab, dan saling menghargai di antara seluruh sivitas akademika.
Karena keselamatan bukan hanya tentang aturan, tapi juga tentang kebiasaan baik yang dibangun bersama. (*)
(Andrea Ririn Karina / Unhas.TV)