Lingkungan

Mikroplastik Bertaburan di Perairan, Mungkinkah Tulang Cumi-cumi Jalan Keluarnya?


Plastik merupakan polusi yang membahayakan satwa liar, laut itu sendiri, dan ada kekhawatiran yang berkembang tentang potensi risiko kesehatan yang ditimbulkannya bagi manusia.

Masalahnya, meski ada upaya untuk mengurangi konsumsi plastik, diperkirakan 710 juta metrik ton plastik masih akan mencemari lingkungan pada tahun 2040.

Maka, upaya yang dilakukan peneliti dari Wuhan University adalah potensi besar untuk mengurangi dampak dari mikroplastik. Biaya rendah dan ketersediaan tulang kapas dan cumi-cumi yang luas menjadikan penelitian dari Wuhan University ini punya potensi besar dikembangkan.

Shima Ziajahromi, dosen di Universitas Griffith Australia yang mempelajari mikroplastik, menyebut metode cumi-kapas-spons "menjanjikan" dan mengatakan itu bisa menjadi cara yang efektif untuk "membersihkan ekosistem perairan yang berisiko tinggi dan rentan."

Namun, Ziajahromi menegaskan, penelitian tersebut tidak membahas apakah spons dapat menghilangkan mikroplastik yang mengendap yang merupakan mayoritas mikroplastik di perairan kita.

"Meskipun bahannya dapat terurai secara hayati, mikroplastik yang diserapnya perlu dibuang dengan benar," katanya. "Tanpa pengelolaan yang cermat, proses ini berisiko memindahkan mikroplastik dari satu ekosistem ke ekosistem lainnya."(*)