Ekonomi

Nissan dan Honda Berniat Patungan untuk Lawan Mobil China

MAKASSAR, UNHAS.TV - Dua perusahaan otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, berencana bergabung menjadi satu perusahaan otomotif di masa depan.

Rencana penggabungan itu untuk mengadang dominasi mobil China yang terus menguasai pasar-pasar otomotif dunia. Jika rencana ini berhasil, maka mereka akan sebaris dengan Toyota, Volkswagen, General Motor, dan Ford di pasar otomotif dunia.

Direktur Eksekutif Honda, Toshihiro Mibe, menyebutkan kemungkinan usaha patungan itu baru bisa terlaksana paling lambat 2030, namun upaya untuk mengarah penggabungan terus diupayakan karena China dinilai punya potensi merusak pangsa pasar Honda dan Nissan.

Penggabungan itu juga akan melibatkan Mitsubishi karena Nissan adalah pemilih saham terbesar di Mitsubishi.

Penggabungan itu dipandang sebagai langkah utama karena pasar mobil listrik sedang menggeliat dengan pemain terbesar ada pada BYD asal China dan Tesla dari Amerika Serikat.

Uni Eropa mencatat bahwa China cenderung memberi subsidi yang sangat besar kepada produsen kendaraan listrik agar harga produk mereka lebih murah ketika dipasarkan di Eropa.

Harga murah inilah yang mengakibatkan produsen kendaraan di Eropa meradang. Mereka sudah mendesak pemerintah untuk memberi tarif impor yang lebih tinggi untuk kendaraan listrik dari China hingga 45 persen pada lima tahun ke depan.

Kepala Eksekutif Nissan, Makoto Uchida, mengatakan sudah merumahkan 9.000 tenaga kerja akibat menurunnya jumlah penjualan di China dan Amerika Serikat. Pemutusan hubungan kerja ini secara otomatis juga akan menurunkan produksi Nissan di seluruh dunia.(*)