Watch Unhas TV Live
Watch Unhas TV Live
Internasional

OPINI: Skenario Israel, Maju Kena Mundur Kena

Darmadi Tariah18 Apr, 2024
Foto dengan keterangan “1.000 rudal balistik Iran siap jika Israel melakukan sedikit kesalahan,” cuitan netizen @Nadira_ali12

Oleh Dr. Muhsin Labib, Direktur Moderate Institute

Setelah serangan balasan bersejarah Iran ke dua pangkalan militer di jantung Palestina yang diduduki Israel, beredar banyak analisa seputar kemungkinan serangan balik Israel terhadap Iran dalam beberapa skenario sebagai berikut:

Kemungkinan pertama: Israel tidak melakukan serangan balik karena tekanan AS, Inggris, Perancis, dan Eropa, juga rezim-rezim Arab sekutunya yang mengkhawatirkan konflik militer dua musuh bebuyutan ini menjadi regional bahkan global.

Kemungkinan kedua: Israel akan mengabaikan permintaan AS dan sekutunya dengan menyerang Iran. Netanyahu akan menuruti tekanan beberapa mitra ultra ekstrem dalam koalisinya. Kelompok ekstrem ultra kanan ini mengancam akan mencabut dukungan politik mereka kepada untuk cabinet Netanyahu bila tak melakukan serangan balik. Mereka harus menyelematkan sisa air muka di hadapan dunia setelah terbukti Iron Dome-nya tak mampu melindungi pangkalan-pangkalan militernya dari 300 drone dan rudal cruise serta balistik yang menghujaninya.

Skenario pertama yang mungkin akan dijalankan Israel yaitu mereka akan melancarkan serangan kecil berupa serangan elektronik; atau serangan psikologis terbatas berupa penetrasi udara oleh F35 tanpa penembakan; atau gabungan keduanya yaitu serangan elektronik, serangan psikologis, sekaligus serangan militer terbatas.

Masalahnya, bila Israel melakukan serangan kecil, apalagi elektronik semata, niscaya klaim keunggulan militernya terbantahkan dan keunggulan militer Iran terkonfirmasi. Itu artinya, serangan militer kecil-kecilan tak akan menghapus coreng tebal di wajah para jenderal dan petinggi Mossad.

Di sisi lain, AS dan sekutunya di Eropa akan berada dalam posisi dilematis sebagai berikut karena bila mereka membantu Israel (sebagaimana telah dilakukannya bersamana Inggris, Perancis, dan Jordania saat Iran mengirimkan 300 paket rudal dan drone ke wilayahnya), justru membuktikan kelemahan militer Israel yang selama ini mengklaim sebagai negara kuat di kawasan.

Serangan kecilan-kecilan jikapun dibantu sekutu maka AS juga akan mengalami kesulitan menyembunyikan kebobrokan moralnya di mata dunia terutama rezim-rezim sekutunya di dunia Arab dan dunia Islam yang menghadapi tekan rakyatnya masing-masing. Joe Biden, presiden renta spesialis salah ucap itu akan menghadapi gelombang protes yang lebih besar dari lebih dari setengah rakyatnya yang bersimpati ke Palestin. Bila itu terjadi, elektabilitasnya akan menukik jatuh.

Serangan Israel sekecil apapun akan dibalas dengan serangan yang lebih masif, spontan, dan tanpa peringatan lebih dulu. Tidak seperti serangan balasan Iran yang begitu sukses sebelumnya, yang telah membuat Irael berusaha semaksimal mungkin mengerdilkannya di media tetapi mengkonfirmasi keberhasilannya secara tidak langsung dengan merengek ke seluruh dunia untuk mengutuk Iran, butuh waktu dua minggu bagi Iran untuk mempersiapkannya.

Joe Biden bisa saja tak membantu Israel, tetapi dia akan kehilangan dukungan politik lobby Yahudi yang sangat berpengaruh secara ekonomi. Itu artinya, peluang Biden untuk terpilih kembali sangat kecil karena secara geopolitik AS adalah “Israel besar” dan Israel adalah “AS kecil”. Tanpa lobby para konglomerat yang mencengkram ekonomi AS dan dunia itu, AS takkan menjadi adidaya seperti saat ini.

Skenario kedua, Israel akan melancarkan serangan sedang dengan menarget satu atau melakukan pembunuhan terhadap beberapa perwira Iran.

Selain menghadapi masalah-masalah yang sama dengan skenario pertama, skenario kedua ini juga memicu konflik regional karena Iran melakukan penyerangan yang lebih besar dari sebelumnya, tanpa peringatan lebih dulu dan tak berjeda lama.

Skala kecil dan sedang dalam skenario ini pasti ditanggapi oleh Iran sebagai perang terbuka, bukan lagi hukuman atas pelanggaran Piagam PBB dengan semua konsekuensinya.

Skenario ketiga, Israel akan melancarkan serangan besar-besaran dengan target pusa-pusat militer Iran.

Selain menghadapi masalah-masalah yang sama dengan skenario pertama dan kedua, skenario ketiga ini hampir menjadi prolog perang global alias Perang Dunia Ketiga karena Iran melakukan penyerangan yang lebih besar dari sebelumnya, tanpa peringatan lebih dulu dan tak berjeda lama bersama seluruh sekutunya dalam Poros Perlawanan (Front Muqawama) dengan target di dalam dan luar Israel.

Kemungkinan-kemungkinan skenario ini telah menjadikan Israel menghadapi situasi yang sangat pelik yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Israel mengetahui dengan sangat jelas mengenai kemampuan militer Iran dan janjinya yang pasti, sehingga jika memutuskan untuk menyerang Iran, Israel tahu pasti akan mendapat balasan yang lebih parah dari yang telah dideritanya saat ini.