Sport

Pemainnya Pukul Wasit, Zulkifli Syukur: Saya Memahami Kemarahannya

MAKASSAR, UNHAS.TV - Tim sepakbola Sulawesi Tengah (Sulteng) memutuskan mundur dan tidak berniat melanjutkan pertandingan laga sepakbola antara Aceh vs Sulawesi Tengah setelah mereka menilai wasit Eko Agus Sugiharto bertindak tidak adil pada laga itu.

Pertandingan yang berlangsung di di Stadion Haji Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024), sedianya akan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu setelah berakhir dengan skor 1-1.

Namun, pelatih Sulawesi Tengah, Zulkifli Syukur, meminta anak buahnya untuk tidak melanjutkan. Bahkan ketika wasit Eko Agus Sugiharto dan asistennya mendatangi tim Sulteng di ruang ganti, Zulkifli Syukur bergeming untuk tetap tidak malu melanjutkan. "Kalian keluar saja," kata Zulkifli Syukur sebagaimana video yang ramai beredar di media sosial.

Pertandingan berlangsung sangat sengit, namun Sulawesi Tengah berhasil mengatasi kebuntuan pada menit 25 melalui gol Wahyu Alam (nomor punggung 29) setelah memanfaatkan kelalaian bek Aceh.

Setelah gol itu, pertandingan mulai terlihat mengecewakan pihak Sulteng. Beberapa keputusan wasit tidak berimbang. "Beberapa kali pemain saya dilanggar tetapi tidak ada kartu. Giliran pemain saya melanggar, langsung kartu," ujar Zulkifli Syukur kepada Unhas TV.

Protes tim Sulteng bersambut perselisihan antara tim kepelatihan Sulteng dan tim kepelatihan Aceh pada menit 38. Penonton yang melihat kejadian itu ikut terpancing emosi dengan melempar ke arah lapangan. Pertandingan akhirnya dihentikan sementara.

Setelah pertandingan dilanjutkan, Aceh belum bisa menyamakan kedudukan. Pada menit keenam perpanjangan waktu babak pertama, pemain Sulteng Abdul Sabir berhasil memasuki kotak penalti. Pergerakannya dihentikan oleh Irza Rahmad Dian dengan tendangan ke kepala.

Anehnya, wasit hanya memberikan kartu kuning tetapi tidak memberikan tendangan penalti. "Saya tanya ke wasit, mengapa tidak ada penalti? Jawaban wasit, penalti tidak perlu karena pemain sudah ditegur. Ini kan aneh," kata Zulkifli Syukur.

Tindakan serupa terkadi beberapa menit kemudian. Pemain Sulteng, Wahyu Alman, melepaskan tendangan dan mengenai kepala Hercules. Wasit langsung memberikan kartu kuning untuk kedua kalinya yang berujung Sulteng harus kehilangan satu pemain pada menit 74.

Unggul jumlah pemain, ternyata masih sulit dimanfaatkan oleh tim Aceh. Pemain Sulteng justru makin sering meyerang.

Pada menit 85, Sulteng kembali kehilangan pemain setelah Mohammad Akbar menekel pemain Aceh, Hercule. Sulteng akhirnya main dengan sembilan pemain. Lagi-lagi pemain Aceh masih sulit mencetak gol.

Pada menit 97, terjadilah puncak ketegangan. Pemain Aceh, Muhammad Nur Mahyudin, berhasil masuk ke kotak penalti dan terus dikawal ketat oleh Muhammad Azak dan Arief Khaliq.

Muhammad Nur Mahyudin kemudian terjatuh walau tidak ada pelanggaran. Juga terlihat Arief Khaliq menekel dengan bersih. Tapi wasit langsung menunjuk titik putih.

Saat inilah emosi M Rizki Saputra sudah tak tertahankan. Begitu wasit mendekat, lengan kanannya menghantam wajah pukul wasit di bagian kepala Eko Agus Sugiharto. Eko langsung tersungkur. 

Dua mobil ambulance langsung mendekat. Beberapa menit kemudian Eko bisa bangkit tapi tidak bisa melanjutkan pertandingan dan digantikan wasit cadangan. Pertandingan dilanjutkan dengan tambahan waktu 13 menit.

"Saya bisa memahami kemarahannyatetapi tidak membenarkan tindakannya memukul wasit. Saya pahami karena pemain terus melihat kecurangan demi kecurangan. Saya saja yang di luar lapangan, sempat ikut emosi," kata Zulkifli.

Penalti akhirnya diberikan ke Aceh tetapi kiper Sulteng, Akmal Juanda sukses memblok tendangan itu. Namun beberapa menit kemudian, wasit kembali memberi tendangan penalti untuk Aceh.

Wasit menilai pemain Sulteng, Ichwansyah, handball padahal bola lebih dulu terpantul ke kaki. Tim Sulteng protes, tetapi wasit mengesahkan hukuman itu sehingga kedudukan akhir 1-1.

Ketika wasit memutuskan untuk mengadakan babak perpanjangan waktu untuk mencari pemenang, Sulteng sudah enggan melanjutkan. "Kami dicurangi," ujar Zulkifli.(*)