Mahasiswa
News
Pendidikan

Pimnas 2025 Homecoming: Merayakan Kemenangan, Menata Langkah Baru

Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc menegaskan PIMNAS bukan sekadar kompetisi, melainkan tradisi, identitas, dan arena yang membentuk karakter generasi peneliti masa depan kampus merah. (dok unhas tv)

UNHAS.TV - Di Ballroom Unhas Hotel and Convention, Minggu (30/11/2025) malam, lampu-lampu kristal menggantung tenang di langit-langit, memantulkan sorot hangat ke barisan mahasiswa dan dosen yang memenuhi ruangan.

Di panggung utama, spanduk besar bertuliskan Unhas PIMNAS Homecoming menjadi penanda bahwa malam itu bukan sekadar seremoni syukur.

Malam itu menjadi penutup sekaligus pembuka perjalanan panjang tim PIMNAS Universitas Hasanuddin, sang juara bertahan Piala Adhikarta Kertawidya.

Acara yang dirangkaikan dengan welcome dinner itu menjadi ruang silaturahmi lintas generasi peserta PKM, panitia, dan pimpinan universitas.

Semua berkumpul untuk mengenang proses 294 hari yang menguras tenaga, emosi, dan strategi. Sebuah rentang waktu yang, menurut banyak anggota tim, terasa lebih panjang dari kalendernya.

Di mimbar, Kasubdit Pengembangan Prestasi dan Talenta Unhas Prof Dr Ir Suhasman SHut MSi yang juga menjadi Ketua Tim Pemenangan PIMNAS, membuka malam dengan laporan detil tentang perjalanan para mahasiswa sejak tahap awal.

“Kita tidak menyangka dapat kembali menjadi juara bertahan. Ini buah dari proses panjang dan dedikasi tanpa henti," ujarnya, suaranya terdengar mantap namun menyimpan haru. 

Dari 290 proposal PKM yang disubmit ke Kemendikbudristek, sebanyak 278 proposal lolos seleksi tahap awal. Seleksi pendanaan memperkecil jumlah tim menjadi 73, sebelum akhirnya hanya 20 tim yang melenggang menuju arena PIMNAS 38.

“Perjalanan panjang ini telah meninggalkan banyak jejak pembelajaran. Mari kita mulai membuka petualangan baru menuju PIMNAS 39 tahun 2026,” lanjut Suhasman. 

Jika laporan itu menjadi nadi acara, maka pihak kemahasiswaan menjadi tulang punggung yang memastikan denyutnya tetap stabil.

Direktur Kemahasiswaan, Abdullah Sanusi SE MBA PhD menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, khususnya mereka yang bekerja di balik layar.

Ia memaparkan hasil evaluasi penyelenggaraan PIMNAS 38, yang dinilai berjalan baik oleh peserta dari seluruh Indonesia.

Ada tiga catatan positif yang disampaikan malam itu. Pertama, buku panduan PIMNAS dinilai jelas dan mudah diakses, sebuah elemen sederhana yang ternyata sangat berarti bagi para peserta.

Kedua, layanan narahubung yang meraih tingkat kepuasan 85,3 persen. Ketiga, layanan Liaison Officer (LO) yang mencatat skor 85,9 persen, sebuah pencapaian yang diapresiasi peserta dan juri.

Dari sisi akademik, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K), menegaskan pentingnya konsistensi.

“Apa yang direncanakan dengan matang, dapat kita raih. Prestasi ini buah dari kerja keras selama satu tahun, bukan waktu yang singkat. Inilah persembahan kita kepada kampus merah,” katanya. 

Puncak malam apresiasi tersebut, hadir ketika Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc menyampaikan pidato penutup.

“Pemenang sejati adalah mereka yang memiliki hati yang mulia. Kita ingin mahasiswa Unhas tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik,” katanya. 

Ia mengingatkan bahwa menjadi juara bukan hanya persoalan angka dan medali, melainkan karakter. Sebagai tuan rumah, Unhas dinilai memberikan penyambutan yang “luar biasa,” merujuk pada penilaian peserta dan juri yang memberi skor sangat tinggi untuk penyelenggaraan.

Rektor mengakhiri sambutannya dengan pesan yang disambut tepuk tangan panjang. “Pastikan Piala Adhikarta selalu dalam pelukan Unhas. Menjadi juara PIMNAS adalah karakter penguatan Universitas Hasanuddin,” pungkasnya.

Di bagian akhir acara, dilakukan penyerahan apresiasi secara simbolis kepada mahasiswa dan dosen pendamping. Ini sebuah bentuk penghormatan bagi mereka yang menghabiskan malam panjang di ruang-ruang diskusi, laboratorium, hingga gedung PKM.

Satu per satu nama disebut, satu per satu tangan menggenggam penghargaan, diiringi sorak bangga kawan-kawan seperjuangan mereka.

Malam itu menjadi penanda sebuah babak baru, sekaligus pintu yang dibuka lebar untuk target berikutnya. Bagi Unhas, PIMNAS bukan sekadar kompetisi, melainkan tradisi, identitas, dan arena yang membentuk karakter generasi peneliti masa depan kampus merah.(*)

(Venny Septiani Semuel / Zulkarnaen Jumar Taufik / Unhas TV)