MAKASSAR, UNHAS.TV - Palang Merah Indonesia (PMI) turut prihatin dengan warga Myanmar yang jadi korban gempa bumi pada 7 Agustus pukul 14:31:00 waktu setempat.
Sebagai wujud keprihatinan dan solidaritas sesama warga ASEAN, Palang Merah Indonesia menyerahkan bantuan kemanusiaan sebesar 100 ribu Dollar AS kepada Perhimpunan Palang Merah Myanmar atau Myanmar Red Cross Society (MRSC). Bantuan disalurkan melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon.
Kuasa Usaha ad Interim KBRI Yangon Muhammad Arif Hidayatullah menyerahkan bantuan itu kepada Presiden Palang Merah Myanmar Prof Dr yo Nyunt di Yangon, Myanmar, Kamis (7/8/2025).
“Bantuan ini merupakan wujud nyata solidaritas kemanusiaan antara sesama Perhimpunan Nasional Palang Merah di kawasan. PMI berharap dukungan ini dapat memperkuat tanggap kemanusiaan yang tengah dilakukan oleh Myanmar Red Cross Society, khususnya membantu masyarakat yang terdampak bencana. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada KBRI Yangon atas dukungan dan koordinasi yang sangat baik dalam penyaluran bantuan ini," ujar Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia AM Fachir di Jakarta.
Fachir menambahkan, bantuan itu makin menguatkan upaya tanggap darurat yang dilaksanakan oleh MRCS khususnya setelah bencana alam gempa bumi. Sesaat setelah gempa, MRSC mengerahkan relawan dan sumber daya untuk memberikan pertolongan pertama, bantuan penyelamatan jiwa, serta mendukung pemulihan masyarakat terdampak.
Bantuan itu juga memperlihatkan hubungan yang erat antara PMI dan MRCS dalam lingkup Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC). PMI selalu siap menunjukkan baktinya serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan dan memperkuat kerja sama antara perhimpunan nasional di kawasan.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myammar pada Jumat (28/3/2025). Gempa berpusat di wilayah Sagaing, Myanmar. Lalu pada 4 Agustus pagi, gempa kembali terjadi di wilayah sejauh 20 kilometer dari Meiktila, Myanmar. Dua hari berselang atau 7 Agustus siang, gempa yang berpusat sejauh 8 kilometer dari Tatkon, Myanmar, meengguncang wilayah itu.(*)