MAKASSAR, UNHAS.TV - Sepanjang tahun 2024, Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PPA) Sulawesi Selatan mencatat lebih 1.000 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Angka 1.484 kasus itu menurut Dinas PPA Sulsel, terungkap karena ada ppeningkatan angka pelaporan yang juga menandakan kesadaran masyarakat untuk berani melapor.
Namun bila dibandingkan dengan tahun ini, terjadi penurunan jumlah kasus kekerasan yang menimpa anak dan perempuan. Hingga Agustus 2025, tercatat 978 kasus.
Dari kasus kekerasan itu, jenis kekerasan yang paling banyak terjadi adalah kekerasan fisik dan seksual. Sebagian besar terjadi di lingkungan rumah tangga.
Staf Dinas PPA Provinsi Sulsel Dyah Ramadhani SPsi menyebutkan, Dinas PPA Sulsel melalui Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) terus memberikan pendampingan kepada korban kekerasan mulai dari pendampingan psikologis, hukum, hingga penyediaan rumah aman sebagai tempat perlindungan sementara.
Upaya pencegahan juga terus dilakukan melalui Pusat Pembelajaran Keluarga atau Puspaga yang fokus pada penguatan peran keluarga untuk mencegah kekerasan sejak dini.
Upaya tersebut dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, konsultasi, dan konseling, guna membantu masyarakat memperbaiki komunikasi dan kesehatan mental dalam keluarga agar kekerasan tidak kembali terjadi.
"Kasus kekrasan itu tidak bisa kita nilai semakin sedikit berarti semakin baik karena semakin banyak yang melapor justru menunjukkan bahwa masyarakat semakin berani dan sadar untuk melapor. Kami juga menyediakan layanan pendampingan, baik psikologis, hukum, maupun rumah aman kepada korban. Selain itu, melalui Puspada, kami berupaya mencegah kekerasan sejak dari lingkungan keluarga," jata Dyah.
Dyah Ramadhani menambahkan, meningkatnya keberanian masyarakat untuk melapor dan tersedianya berbagai layanan pendampingan, dapat menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sulawesi Selatan. Yang terpenting juga yakni kesadaran akan pentingnya perlindungan keluarga semakin tumbuh.(*)
Rahmatia & Amina Rahma Ahmad (Unhas TV)