Sarapan pagi diperlukan karena kadar gula darah kita cenderung menurun saat tidur. Oleh karena itu, sarapan diperlukan untuk meningkatkan kembali kadar gula darah dan memberikan energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas sepanjang hari.
"Jadi memang porsi makan pagi harus kecil tidak sebesar porsi makan siang." jelas dr Yasmin.
Lebih lanjut, dr. Yasmin juga menjelaskan bahwa sarapan yang hanya terdiri dari teh atau roti saja tidak cukup. Sarapan yang lengkap memerlukan kandungan karbohidrat, protein dan lemak.
Ia menyarankan agar sarapan mencakup makanan sederhana yang memiliki tiga kandungan di atas seperti nasi dengan telur atau roti dengan telur.
Melewatkan sarapan pagi dapat mempengaruhi kinerja kognitif seperti memicu kurangnya konsentrasi saat belajar. Tak hanya itu, saat kita melewatkan sarapan tubuh cenderung merasa lapar dan akhirnya mengonsumsi lebih banyak makanan saat makan siang atau malam. Hal ini dapat menyebabkan pola makan yang tidak teratur.
”Kalau resiko terkena penyakit mungkin butuh waktu, ini yang harus dilihat, bisa saja mungkin menyebabkan asam lambung bisa saja,” ucapnya.
Dokter Yasmin juga menyarankan untuk tetap menyempatkan sarapan pagi di tengah kesibukan yang padat. Mengingat kesehatan adalah hal yang utama dalam kehidupan.
Menurutnya sarapan pagi tak perlu mahal yang terpenting memiliki kandungan karbohidrat, protein dan lemak. Dengan sarapan pagi, kita telah mengurangi risiko kesehatan yang terabaikan.
Adapun waktu yang baik untuk sarapan adalah rentan pukul 6-9 pagi dan idealnya antara pukul 7-8 pagi dan dapat disesuaikan dengan aktivitas.
Zul/Selly