Saintek

Sebuah Harapan untuk Kehidupan di Mars



Karakteristik morfologi dan anatomi Cetraria aculeata (a, d, g, j) dan Diploschistes muscorum (b, c, e, f, h, i, k, l). Credit: Skubała et al., doi: 10.3897/imafungus.16.145477.
Karakteristik morfologi dan anatomi Cetraria aculeata (a, d, g, j) dan Diploschistes muscorum (b, c, e, f, h, i, k, l). Credit: Skubała et al., doi: 10.3897/imafungus.16.145477.


Mars: Dunia Merah yang Tidak Sepenuhnya Mati

Mars selama ini dianggap tidak ramah bagi kehidupan. Atmosfernya didominasi karbon dioksida (sekitar 95%), dengan tekanan hanya 6 milibar, dan suhu yang sebagian besar berada di bawah titik beku. Namun, air dalam bentuk uap atau es masih ditemukan, dan kemungkinan air cair secara temporer tetap terbuka. Di tengah paparan sinar UV dan radiasi pengion yang jauh lebih mudah menembus atmosfer Mars dibanding Bumi, kehidupan memang sulit bertahan, tapi bukan tidak mungkin (Space Research Centre PAS, 2025).

Itulah mengapa penelitian ini penting. Ini membuka peluang baru untuk memahami habitat tersembunyi di bawah permukaan Mars, tempat organisme seperti lumut kerak bisa bersembunyi dan bertahan.

Menuju Kolonisasi Ekstraterestrial?

Penemuan ini memberikan harapan baru bagi eksplorasi ruang angkasa. Bukan hanya untuk menemukan kehidupan, tapi juga sebagai langkah awal untuk menciptakan ekosistem mandiri di planet lain. Peneliti menyarankan studi jangka panjang selanjutnya, terutama untuk melihat bagaimana lumut kerak menghadapi paparan radiasi kronis serta bagaimana mereka akan bereaksi di lingkungan Mars yang sebenarnya, bukan hanya simulasi.

Didukung oleh National Science Centre Poland dan inisiatif “Excellence Initiative – Research University” dari Fakultas Biologi Universitas Jagiellonian, riset ini adalah bagian dari upaya global untuk memahami kemungkinan kehidupan di luar Bumi dan masa depan manusia sebagai makhluk antarplanet.

Jika Mars bisa menjadi rumah bagi lumut kerak, mungkinkah suatu hari nanti ia menjadi rumah bagi kita? (*)