MALAYSIA, UNHAS.TV- Sebuah riset serius bertajuk "Pengembangan Human Capital, Kemampuan Berjejaring dan Dukungan Pemerintah bagi Pengembangan Kinerja UMKM Kepulauan" ini bukanlah sekadar tumpukan angka atau teori. Ia adalah sebuah upaya nyata, dipimpin oleh Prof. Dr. Siti Haerani, S.E., M.Si., dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang juga mengomandani Thematic Research Group (TRG) Human Resource and Behavioral. Tujuan utamanya sederhana namun krusial: mengidentifikasi apa sebenarnya yang membuat UMKM di surga-bahari ini bisa bertahan dan bahkan berkembang.
Prof. Haerani tak sendiri dalam perjalanan ini. Ia ditemani tim solid: Prof. Dr. Seniwati, M.Si. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Agung Ady Mangilep, S.E., M.Si. dan Dr. Isnawati Osman, S.E., M.Buss. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tak lupa, semangat muda dari Unhas turut menyemarakkan riset ini; Umar Data (mahasiswa S3) dan Aliyah Ilyas (mahasiswa S1), keduanya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, menjadi bagian tak terpisahkan dari tim ekspedisi ilmu pengetahuan ini. Bersama-sama, mereka bertekad menemukan formula jitu untuk merancang strategi pengembangan UMKM yang tepat sasaran.

Suasana malam di pusat UMKM di Langkawi, Malaysia, salah satu lokasi penelitian tim Unhas. Dari sinilah, Prof. Dr. Siti Haerani dan timnya menangkap langsung denyut nadi pelaku usaha, memahami bagaimana "modal manusia", jejaring bisnis, dan dukungan pemerintah menjadi kunci pendorong kinerja UMKM kepulauan. Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi konkret untuk UMKM agar makin merekah di tengah gelombang. Kredit: Prof Haerani.
Menjelajah Langsung, Menangkap Suara: Dari Samalona hingga Langkawi
Bagaimana caranya tim ini mendapatkan potret utuh denyut ekonomi kepulauan? Mereka tak segan turun langsung ke lapangan. Pada 18 Mei 2025, Pulau Samalona menjadi saksi bisu upaya tim menyapa para pelaku UMKM, mendengarkan langsung kisah perjuangan, dan menggali aspirasi mereka lewat survei dan wawancara mendalam. Perjalanan berlanjut ke Langkawi pada 20-23 Juni 2025, mengulang metode serupa demi mendapatkan perbandingan dan pemahaman yang lebih komprehensif.
Penelitian ini juga tak hanya terpaku pada pelaku UMKM. Wawancara intensif turut dilakukan dengan berbagai pemangku kepentingan, dari level pemerintah hingga komunitas. Ini adalah langkah strategis untuk memahami secara menyeluruh bentuk dan peran dukungan yang telah mereka berikan.
Riset ini bermula dari kesadaran mendalam: UMKM di kepulauan adalah tulang punggung ekonomi lokal. Namun, tak jarang mereka harus berhadapan dengan berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan pengembangan sumber daya manusia, hambatan dalam membangun jejaring usaha, hingga dukungan kebijakan pemerintah yang terkadang masih jauh dari harapan. Penelitian ini hadir sebagai mercusuar, berupaya menerangi kondisi tersebut secara ilmiah dan merumuskan intervensi yang benar-benar bisa membawa perubahan.
Seluruh data yang terkumpul, dari Samalona hingga Langkawi, kini diolah dengan cermat menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pendekatan ini dipercaya mampu mengungkap prioritas dan keterkaitan kompleks antar faktor, memberikan gambaran yang lebih presisi.