Saintek

Selamat Datang Pesawat Penumpang Supersonik



Blake Scholl, pendiri dan CEO Boom Supersonic: Penerbangan supersonik bisa lebih ekonomis, berkelanjutan, dan tidak mengganggu orang-orang di darat.
Blake Scholl, pendiri dan CEO Boom Supersonic: Penerbangan supersonik bisa lebih ekonomis, berkelanjutan, dan tidak mengganggu orang-orang di darat.


Setelah Sukses dengan XB-1

Pesawat supersonik eksperimental XB-1 milik Boom Supersonic menutup perjalanan uji terbangnya dengan penuh gaya pada Senin (10 Februari). Dalam penerbangan terakhirnya, XB-1 berhasil menembus kecepatan suara sebanyak tiga kali, menandai akhir dari rangkaian uji coba yang membawa teknologi ini selangkah lebih dekat ke penerbangan komersial supersonik.

Pada uji coba berikutnya pada 10 Februari, XB-1 kembali mencapai kecepatan supersonik tanpa ledakan suara. Kini, Boom Supersonic berencana menerapkan teknologi ini pada pesawat komersial masa depan mereka, Overture.

Jika berhasil, pesawat supersonik di masa depan bisa memangkas waktu perjalanan hingga 50% dibandingkan pesawat komersial biasa. Sebagai contoh, penerbangan dari New York ke Los Angeles bisa lebih cepat 90 menit dibandingkan saat ini.

"Ini hari yang manis sekaligus pahit bagi saya dan seluruh tim XB-1," ujar Blake Scholl, pendiri dan CEO Boom Supersonic, dalam siaran langsung penerbangan terakhir tersebut. Dengan suara yang sedikit bergetar, ia menambahkan, "Ini terakhir kalinya XB-1 terbang."

Jalan Menuju Overture

XB-1 bukan sekadar pesawat uji coba biasa. Pesawat ini dirancang sebagai pionir yang membuka jalan bagi Overture, pesawat penumpang supersonik komersial yang sedang dikembangkan Boom. Dengan ukuran sekitar sepertiga dari Overture, XB-1 telah membuktikan bahwa penerbangan supersonik dapat dilakukan secara aman dan efisien.

Pesawat ini pertama kali terbang pada Maret 2024, tetapi saat itu belum mencapai kecepatan suara. Setelah menjalani 10 penerbangan subsonik, XB-1 akhirnya menembus batas kecepatan suara (sound barrier) untuk pertama kalinya pada 28 Januari 2025. Penerbangan ini menjadi momen bersejarah karena merupakan pertama kalinya pesawat sipil melaju supersonik di atas daratan Amerika Serikat.

Dalam penerbangan terakhirnya pada Senin, uji coba ini kembali diulang oleh pilot uji utama Boom, Tristan "Geppetto" Brandenburg. Ia berhasil membawa XB-1 menembus kecepatan suara sebanyak tiga kali tanpa menimbulkan ledakan suara (sonic boom) yang terdengar dari daratan.

Nick Sheryka, kepala insinyur uji penerbangan Boom, menegaskan bahwa pencapaian ini adalah bukti bahwa startup dapat mengembangkan pesawat supersonik secara independen, tanpa bantuan pemerintah atau produsen pesawat besar. "Apa yang kita lakukan hari ini membuktikan bahwa kita bisa merancang, mengembangkan, dan menguji pesawat supersonik dengan aman," ujarnya dalam siaran langsung.

Namun, para ahli seperti Brandt Liebhardt dari Pusat Dirgantara Jerman mengatakan, "Penerbangan supersonik di rute darat yang lebih pendek bisa menghemat bahan bakar dibandingkan terbang dengan kecepatan aerodinamis terburuk, yaitu tepat di bawah dinding suara." Namun, ia memperingatkan bahwa penggunaan Mach cutoff mungkin lebih cocok untuk jet pribadi supersonik dan kurang menguntungkan secara ekonomi untuk penerbangan komersial.

Meskipun demikian, langkah ini tetap menjadi kemajuan besar dalam mewujudkan kembali era pesawat supersonik yang lebih ramah lingkungan dan tidak mengganggu masyarakat di darat.


>> Baca Selanjutnya