UNHAS.TV - Pengelola situs Kawal Pemilu (kawalpemilu.org) memutuskan untuk menghentikan layanan mereka sejak Kamis (15/2/2024) pagi. Penghentian sementara layanan pemantauan suara Pemilihan Presiden itu terkait tingginya biaya pemeliharaan situs tersebut.
Kawal Pemilu ini didirikan oleh Ainun Najib, pakar teknologi komputer yang bermukim di Singapura. Kawal Pemilu dibuat untuk mengajak partisipasi warga melaporkan hasil pemungutan suara di tiap TPS yang menyelenggarakan Pemilihan Umum 2024.
Tiap orang harus mendaftar terlebih dahulu untuk bisa memuat foto formulir C di TPS. Foto tersebut kemudian dibuat menjadi data perolehan suara tiap pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Pihak Kawal Pemilu melalui akun @KawalPemilu_org menyebutkan, penghentian itu karena beberapa kendala. Paling utama yakni membengkaknya biaya pemeliharaan untuk menyimpan semua foto yang diterima untuk disimpan di komputasi awan (cloud).
Ainun Najib melalui akun Twitter @ainunnajib menyebutkan, biaya penyimpanan di Cloud sudah tembus menjadi 4 ribu Dollar AS atau setara dengan Rp 60 juta. "Pasti perlu crowdfunding sih, tapi di saat yang sama tolong jangan upload dobel ya mubazir ?," tulisnya di akun itu.
Ainun menuliskan, ia sudah meminta bantuan kredit Cloud kepada Google agar layanan ini tidak berhenti seketika.
Nama Ainun mulai mencuat saat membuat Kawal Pemilu 2019 dan sukses membantu masyarakat memantau perolehan suara di tiap TPS. Ia juga turut membuat @KawalCOVID2019.(apr)