MAKASSAR, UNHAS.TV – Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, yang akan jatuh pada 27 Juni 2025, disambut dengan antusiasme yang bervariasi di kalangan mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas).
Meski memiliki makna spiritual yang mendalam, perayaan Tahun Baru Hijriah dinilai belum semeriah dan semasif perayaan Tahun Baru Masehi.
Hal ini terungkap dari berbagai komentar mahasiswa Unhas. Suci Zahwa Ramadhani, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya, menyoroti perbedaan mencolok dalam penyambutan kedua tahun baru tersebut.
"Budaya tahun baru Masehi itu sangat berbeda penyambutan tahun baru Hijriah. Perayaan 1 Muharram terasa lebih sepi," ujarnya.

mahasiswi FIB Unhas Suci Zahwa Ramadhani. (dok unhas.tv)
Suci merasa prihatin karena penyambutan Tahun Baru Hijriah belum sekuat Tahun Baru Masehi yang dilengkapi dengan berbagai hiburan dan semangat membara.
"Tentunya itu sangat disayangkan, karena 1 Muharram ini memiliki momen makna sangat spiritual dan mendalam, di mana kita bisa memperbaiki diri dan instrospeksi kita lebih mendalam," tambah Suci.
Senada dengan Suci, Syamsul Rizal, mahasiswa Fakultas Kehutanan, juga melihat adanya perbedaan budaya yang mendasari fenomena ini.

Mahasiswa Fakultas Kehutanan Unhas Syamsul Rizal. (dok unhas.tv)
"Tahun baru Hijriah berbeda dengan tahun baru Masehi karena adanya perbedaan budaya di seluruh dunia, di mana tahun baru Masehi dirayakan oleh seluruh penduduk dari berbagai negara, sedangkan tahun baru Hijriah hanya dirayakan atau bahkan hanya diketahui oleh penduduk muslim saja," jelas Ical.
Selain itu, ia juga menyoroti tidak adanya perayaan spesial yang melekat pada Tahun Baru Hijriah seperti Tahun Baru Masehi.
"Tahun baru Hijriah hanya menekankan pada prinsip-prinsip Islam yang tidak terlalu menekankan pada perayaan besar," imbuhnya.
Almutmainna, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya lainnya, berpendapat bahwa kondisi ini menunjukkan adanya celah dalam pemahaman nilai-nilai keislaman di kalangan mahasiswa Unhas, terutama dalam momentum Tahun Hijriah.
"Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai keislaman apalagi dalam momentum tahun Hijriah pada mahasiswa Unhas itu belum terbangun," kata Inna.
Ia menambahkan bahwa bukan berarti perayaan harus meniru Tahun Baru Masehi, melainkan menjadi ajang untuk intropeksi diri.

Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Unhas Almutmainna. (dok unhas.tv)
"Tapi paling tidak kita menjadikan diri ini menjadi lebih baik dan pribadi yang lebih berkualitas ke depannya," harapnya.
Fenomena ini menjadi refleksi bersama bagi civitas akademika Unhas. Suci berharap, "Unhas alangkah baiknya membuat kegiatan yang relevan dan membuat kalangan mahasiswa Unhas tertarik untuk menyambut tahun baru Hijriah."
"Agar makna spiritual dan kesempatan introspeksi yang mendalam dari 1 Muharram dapat lebih dirasakan dan dioptimalkan oleh seluruh mahasiswa," pungkasnya.
(Amina Rahma Ahmad / Unhas.TV)