MAKASSAR, UNHAS.TV - Kenakalan remaja bukan lagi sekadar masalah disiplin semata tetapi mencerminkan adanya kegagalan dalam sistem pengasuhan di lingkungan dasar yaitu keluarga.

Fenomena kenakalan remaja seperti tawuran antarpelajar, bolos sekolah, hingga tindakan kriminal kecil, kian marak terjadi. Di balik semua itu banyak yang belum menyadari bahwa salah satu faktor terbesarnya adalah hilangnya peran keluarga sebagai tempat pengasuhan dan pembentukan karakter.

Menurut dosen sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Fisipol Unhas) Hariashari Rahim SSos MSi, kenakalan remaja bukan semata persoalan disiplin tetapi gambaran dari ketidakhadiran fungsi keluarga dalam kehidupan mereka.

"Dalam kajian kita, khususnya kajian sosiologis kebanyakan kita melihat ternyata mengapa orang melakukan kenakalan remaja, karena mereka tiak mendapatkan fungsi dalam keluarga misalnya, tidak mendapatkan kasing sayang dari keluarga atau kedua orangtua. Hilangnya fungsi pengayom dan melindungi dari keluarga sehingga karakter seorang anak biasa menyimpang dari yang seharusnya," ujar Hariashari kepada Unhas TV.

Selain kurangnya kasih sayang dan perhatian, kondisi ekonomi keluarga juga sangat berpengaruh. Orangtua yang sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup sering kali tidak punya waktu untuk mengawasi dan mendidik anak mereka.

"Ekonomi dalam keluarga juga ikut mempengaruhi bagaimana fungsi keluarga. Seperti keluarga yang bekerja atau orangtua yang tidak memprioritaskan pendidikan anaknya bisa saja menjadi pemicu bagi anak untuk melakukan tindakan tidak sesuai dengan kondisi masyarakat seperti tawuran dan pencurian," ujarnya.

Membangun kembali fungsi keluarga sebagai tempat perlindungan dan pendidikan pertama bagi anak menjadi kunci utama dalam menekan angka kenakalan remaja. Perhatian, kasih sayang, serta kepedulian dari orangtua adalah bekal utama yang dibutuhkan seorang anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang baik.(*)

Muhammad Syaiful (Unhas TV)