Nasional
News

TNI AU Gelar Apel dan Latihan Kesiapsiagaan Penindakan Ancaman Bom

TNI AU menggelar latihan kesiapsiagaan operasi penindakan ancaman bom yang dirangkaikan dengan apel gelar kesiapan Komponen Likuiditas Operasional (KLO) di Lanud Sultan Hasanuddin, Kamis (20/11/2025). (dok unhas.tv)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara menggelar latihan kesiapsiagaan operasi penindakan ancaman bom yang dirangkaikan dengan apel gelar kesiapan Komponen Likuiditas Operasional (KLO) di Lanud Sultan Hasanuddin, Kamis (20/11/2025).

Kegiatan ini menjadi langkah strategis memastikan seluruh unsur pengamanan berada dalam kondisi siap dan terkoordinasi dalam menghadapi potensi ancaman terhadap penerbangan.

Ratusan personel dari berbagai satuan memenuhi Parking Line Skadron Udara 33, berdiri dalam formasi lengkap mengikuti Apel Gelar Kesiapan Komando Operasi Udara Nasional.

Apel ini menjadi bagian penting dalam mengecek kesiapan pasukan, alutsista, serta prosedur komando sebelum memasuki sesi latihan utama.

Usai apel, pasukan bergerak menuju Parking Line Skadron Udara 11 untuk mengikuti latihan penindakan ancaman bom.

Simulasi dimulai ketika PT Angkasa Pura Indonesia menerima telepon berisi ancaman bom pada pesawat komersial PR-12xx rute Manila–Denpasar. Informasi tersebut langsung diteruskan ke Danlanud Sultan Hasanuddin dan ATC MATSC.


Komandan Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama TNI Arifandi Nur Dwiyanto memimpi Apel Gelar Kesiapan Komando Operasi Udara Nasional di di Lanud Sultan Hasanuddin, Kamis (20/11/2025). (dok unhas.tv)


ATC kemudian menyampaikan peringatan kepada pilot. Pesawat mengaktifkan kode darurat 7700 sebagai tanda kondisi kritis di udara.

Melalui koordinasi cepat lintas satuan, pesawat akhirnya diarahkan untuk divert dan mendarat darurat di Lanud Sultan Hasanuddin sebagai lokasi penanganan ancaman.

Danlanud selaku Dansatgas Pengamanan Bandara segera mengerahkan seluruh unsur terkait untuk menyiapkan langkah pengamanan.

Setibanya pesawat PR-12xx, kru diarahkan mengikuti Vehicle Control Point (VCP) menuju isolated area guna meminimalkan risiko. Usai pesawat berhenti, pasukan dari Pasgat, Pom AU, dan Hanlan langsung melakukan penyisiran area dan mengamankan perimeter.

Tim medis dan unit pemadam (PK) disiagakan penuh, sementara proses evakuasi penumpang dilakukan mengikuti protokol keselamatan. Seluruh rangkaian latihan menggambarkan tahapan penanganan ancaman bom secara realistis dan terstruktur.

Komandan Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama TNI Arifandi Nur Dwiyanto, menyatakan bahwa latihan ini merupakan bagian penting dalam meningkatkan kemampuan satuan TNI AU dalam merespons ancaman terhadap keamanan penerbangan maupun fasilitas bandara.

"Latihan ini memastikan seluruh unsur pengamanan dapat merespons ancaman secara cepat dan terkoordinasi. Ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 140 Tahun 2015," ujarnya.

Arifandi menegaskan bahwa latihan rutin seperti ini diperlukan agar setiap personel memahami perannya masing-masing dan mampu bertindak presisi dalam situasi darurat.

(Zulkarnaen / Rahmatia / Unhas TV)