MAKASSAR, UNHAS.TV - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah mengirim surat ke sejumlah pemimpin negara yang mengenai kebijakan tarif imbal balik (reciprocal tariffs) yang akan ditetapkan hingga 40 persen.
Penetapan tarif baru itu kemungkinan akan ditetapkan paling lambat pada 1 Agustus 2025. Namun, khusus untuk China, Trump sudah menetapkan tarif khusus yang jauh di bawah tarif yang diberikan kepada negara-negara lain.
"Tentang tanggal 1 Agustus itu, mungkin benar tetapi belum 100 persen. Kita tunggu saja. Jika mereka (negara-negara itu) membuka pembicaraan, maka kami akan buka kemungkinan itu," kata Trump.
Adapun negara pertama yang sudah dikirimi surat tentang tarif tersebut yakni Jepang dan Korea. Kemudian lima negara berikutnya yang dikirimi surat yakni Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Myanmar, dan Laos. Negara ini akan dapat tarif imbal balik setinggi 40 persen.
Adapun 7 negara yang dikirimi surat yakni Tunisia, Bosnia dan Herzegovina, Indonesia, Bangladesh, Serbia, Kamboja, dan Thailand akan mendapat tarif sebesar 30 persen.
Trump menegaskan, ia tidak menginginkan defisit perdagangan dari negara tersebut karena produk asing lebih banyak masuk ke Amerika Serikat. Selain penetapan tarif tinggi untuk membendung gelombang defisit itu, Trump juga akan memberlakukan aturan baru jika negara-negara itu membuka pabrik di Amerika Serikat.
"Saya tidak segan-segan bertindak tegas jika ada negara yang menolak kebijakan ini. Kalau menolak, tarif akan kami naikkan lagi," katanya.
Data terbaru Kementrian Perdagangan AS menunjukkan, Amerika Serikat mengeluarkan dana sebesar 465 miliar Dollar AS untuk membeli barang dari 14 negara tersebut. Jepang dan Korea adalah negara keenam dan ketujuh terbesar dari sisi volume perdagangan.
Pada bulan April, Amerika Serikat mengenakan tarif impor untuk Jepang sebesar 24 persen dan Korea sebesar 25 persen. Perkembangan terbaru, keduanya sama-sama mendapatkan tarif 24 persen.
Bangladesh, Indonesia, dan Kamboja dapat surat khusus dari Trump karena negara itu termasuk paling banyak memasukkan barang berupa pakaian dan aksesori. Sedangkan Malaysia jadi negara kedua terbesar yang mengekspor semikonduktor ke Amerika dengan total penjualan sebesar 18 miliar Dollar AS.(*)