Mahasiswa

Ubah Limbah Kulit Kopi Jadi Pupuk Organik Cair, KKN Unhas Dorong Pertanian Berkelanjutan di Toraja Utara

TORAJA UTARA, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) menginisiasi program inovatif pengolahan limbah kulit kopi menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di Lembang Ma’dong, Kecamatan Dende Piongan Napo, Kabupaten Toraja Utara.

Program KKN Mahasiswa Unhas ini bertujuan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan berbasis potensi lokal.

Inisiatif ini berawal dari hasil observasi mahasiswa terhadap pengolahan hasil pertanian kopi di daerah tersebut. Limbah kulit kopi yang selama ini tidak dimanfaatkan justru menumpuk dan berpotensi mencemari lingkungan.

Melihat kondisi ini, mahasiswa merancang program kerja yang fokus pada pengelolaan limbah pertanian. Sebagai langkah awal, digelar seminar sosialisasi yang melibatkan pemerintah desa, petani kopi, dan tokoh masyarakat untuk memperkenalkan konsep serta manfaat POC.

Program unggulan ini memanfaatkan limbah kulit kopi yang dicampur dengan sekam padi dan kotoran hewan, kemudian difermentasi menggunakan larutan bioaktivator yang terdiri dari EM4, gula merah, dan air.

Proses ini menghasilkan pupuk cair yang ramah lingkungan dan dapat diaplikasikan langsung pada lahan pertanian. Dengan metode sederhana serta bahan yang mudah diperoleh, POC diharapkan dapat diproduksi secara mandiri oleh masyarakat.

Mahasiswa juga memberikan pelatihan teknis kepada para petani tentang cara pembuatan, manfaat, serta penggunaan pupuk organik cair ini.

POC tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga membantu menurunkan tingkat keasaman tanah (pH) yang tinggi sehingga tanaman dapat tumbuh lebih optimal.

Selain mengurangi pencemaran lingkungan, penggunaan POC diyakini mampu meningkatkan hasil pertanian tanpa harus bergantung pada pupuk kimia yang harganya semakin mahal.

Program ini sekaligus memperkuat upaya pemberdayaan masyarakat desa melalui pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan.

Frisilia Mayreasky Sadenna, mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unhas yang menjadi inisiator program, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini memberi dampak jangka panjang bagi petani.

“Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa limbah kulit kopi yang selama ini dianggap tidak berguna ternyata bisa menjadi pupuk cair yang mampu menyuburkan tanaman. Harapannya program ini terus berlanjut dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Dengan semangat kolaboratif, mahasiswa KKN-T Unhas berharap inovasi pengolahan limbah kulit kopi ini menjadi langkah awal dalam mendukung pertanian ramah lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa di Toraja Utara. (*)