CARACAS, UNHAS.TV - Puluhan ribu warga Venezuela turun ke jalan di sejumlah kota negara itu menyusul tindakan Nicolas Maduro yang menyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden meski keputusan akhir belum dikeluarkan.
Polisi terpaksa melepaskan tembakan ke pendemo karena kekacauan yang ditimbulkan oleh pendemo. Sejauh ini pendemo sudah menguasai Bandara Internasional Simon Bolivar di Maiquetia.
Pusat kota juga sudah dikepung oleh warga dan merubuhkan sejumlah patung Hugo Chavez. Di bagian lain Venezuela, warga beramai-ramai menurunkan poster Presiden Nicolas Maduro.
Mereka yang perempuan turun ke jalan sambil membawa panci dan memukul panci itu sepanjang perjalanan mereka.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah meraih 51 persen suara dari 80 persen suara yang telah terhitung oleh Komisi Pemilihan Umum Venezuela. Nicola Meduro unggul atas calon Partai Persatuan Demokrat, Edmundo Gonzalez Urrutia yang meraih 44 persen suara.
Warga menilai hasil pemilihan itu tidak adil karena sebelumnya Nicolas Meduro menggunakan semua kewenangannya untuk mengendalikan proses pemilihan termasuk menguasai Komisi Pemilihan Umum.
Warga juga menyebut Nicolas Meduro menghambat suara rakyat yang terindikasi tidak memilihnya dengan menggunakan kekuatan polisi dan tentara.
Pada pemilihan tahun 2017, Komisi Pemilihan Umum Venezuela dicurigai menggunakan perangkat lunak komputer untuk mengubah perolehan suara sehingga Nicolas Meduro terpilih. Komisi Pemilihan Umum Venezuela membantah hal itu namun rakyat tidak percaya.
Pimpinan koalisi Marooa Corina Machado yakin Edmundo Gonzalez meraih lebih 70 persen suara dan petahanan hanya 30 persen. "Kamilah pemenangnya dan semua orang tahu," kata Machado.
Klaim kemenangan ini mendapat tanggapan meragukan dari Amerika Serikat, Peru, dan Chile, Brazil lebih memilih bersikap lembut dan menyatakan akan menunggu hasil resmi sebelum mengeluarkan pernyataan.
Pemerintah Venezuela sebaliknya menuduh Argentina, Chile, Costa Rica, Peru, Panama, dan Republik Dominika sebagai negara yang tidak berdaulat dan tunduk di bawah pengaruh Amerika Serikat.(*)