MAKASSAR, UNHAS.TV – Aula Prof Dr Amiruddin, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas), bergemuruh oleh semangat muda dalam Kompetisi Gagasan Sosial Inovatif 2025, Kamis (22/5/2025).
Sepuluh ide orisinal dari anak-anak muda Indonesia tampil memukau, mengusung solusi nyata bertema “Memberdayakan Pendidikan di Era Digital”. Ajang ini menjadi titik temu antara intelektualitas, kreativitas, dan tekad mengubah masa depan.
Rektor Unhas, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, menyambut kompetisi ini sebagai panggung emas untuk para inovator muda.
Baginya, yang dipertaruhkan bukan hanya gelar juara, tapi masa depan pendidikan itu sendiri. “Ini bukan sekadar ide, tapi solusi konkret dari masalah sosial yang benar-benar kita hadapi hari ini,” tegasnya.
Ia menyoroti bagaimana para peserta tidak hanya peka terhadap isu, tapi juga mampu merancang strategi implementatif.
Yang membuat acara ini semakin istimewa adalah kehadiran Duta Besar Australia untuk Indonesia, HE. Rod Brazier, yang menyebut kunjungannya ke Unhas sebagai “pulang kampung”.
Dengan penuh nostalgia, Brazier mengenang masa mudanya yang pernah ia habiskan di Unhas, sembari memuji kualitas dan semangat para peserta. “Mereka bukan hanya punya ide, tapi visi besar untuk masa depan,” ujarnya penuh semangat.
Dukungan terhadap kreativitas anak muda juga datang dari Jovial da Lopez, Chief Creative Officer Narasi, yang menjadi salah satu mitra acara. Menurutnya, para peserta menunjukkan kesadaran luar biasa terhadap tantangan teknologi.
“Mereka tidak hanya paham bahayanya, tapi tahu bagaimana mengatasinya dengan solusi yang mencerdaskan dan membangun,” kata Jovial.
Kompetisi ini membuktikan bahwa di balik layar akademik, kampus juga dapat menjadi laboratorium gagasan sosial.
Dari Makassar, sepuluh gagasan muda kini telah menyebar—membangkitkan harapan bahwa pendidikan, bila digerakkan oleh semangat kolaboratif lintas negara, bisa menjadi kunci perubahan global.
(Andi Putri Najwah/ Unhas TV)