Menurut Andika SSi MSi, dosen geofisika dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Kamo'oalewa lebih cocok disebut sebagai quasi-satellite atau bulan semu. Hal ini disebabkan oleh orbitnya yang kompleks.
Bulan sebenarnya mengitari Bumi, sehingga disebut satelit. Sebaliknya, orbit Kamo'oalewa sangat kompleks, dan setelah 300 tahun, obyek ini tidak lagi mengorbit Bumi, melainkan mengorbit Matahari bersama Bumi. Pendapat ini memberikan perspektif baru mengenai klasifikasi obyek-obyek langit di sekitar Bumi.
"Sejatinya kamo’oalewa dibanding disebut sebagai bulan atau satelit lebih cocok disebut sebagai quasi satellite atau bulan semu, karena jika dilihat orbit sesunggunya dari asteroid sangat jelas bahwa bulan mengitari planet bumi makanya disebut satelit, kalau kuasi satelit bentuk orbitnya sangat kompleks," jelas Andika.
Tidak seperti Bulan, Kamo'oalewa tidak mengitari Bumi, melainkan Matahari dalam jalur paralel. Jadi, jika Bumi menghilang, asteroid ini akan terus mengorbit Matahari.
Ada hipotesis yang menyatakan bahwa Kamo'oalewa mungkin adalah pecahan dari Bulan akibat tubrukan asteroid dengan permukaan Bulan.
Hipotesis ini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan historis antara Kamo'oalewa dan Bulan, yang menambah kompleksitas studi tentang asal-usulnya. (amir pr)