Pendidikan
Saintek

AI Ungkap Naskah Kuno Romawi Berusia 2.000 Tahun yang Tertimbun Akibat Letusan Gunung Vesuvius

Roman Scroll

MAKASSAR, UNHAS.TV- Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil mengungkap rahasia sebuah naskah kuno berusia 2.000 tahun dengan bantuan kecerdasan buatan (AI). Naskah tersebut tertimbun di bawah abu akibat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi di dekat kota Pompeii dan Herculaneum, sehingga tidak dapat dibuka secara fisik karena kondisinya yang sangat rapuh.

Dengan bantuan pemindaian sinar-X dan kecerdasan buatan (AI), mereka menghidupkan sejarah yang telah tersembunyi selama berabad-abad. Penggunaan teknologi AI dan pemindaian sinar-X, para ilmuwan berhasil melihat isi naskah kuno yang hangus tersebut. Naskah kuno ini adalah salah satu dari ratusan naskah yang terbakar saat letusan Vesuvius dan terlalu rapuh untuk dibuka secara fisik.

Dilansir dari Discover Magazine (7/2) proyek ini dinamakan "Vesuvius Challenge" dan diluncurkan pada 2023 oleh Brent Seales, ilmuwan komputer dari Universitas Kentucky dengan dukungan investor Silicon Valley. Para peneliti menggunakan perangkat khusus bernama synchrotron, mesin yang memproduksi sinar-X super kuat tanpa merusak gulungan tersebut.

Dengan pemindaian sinar-X, gulungan itu kemudian dibuat menjadi model tiga dimensi. Selanjutnya, AI mencari jejak tinta yang masih tersisa dan merekonstruksi teks secara digital, mirip dengan proses menyalin yang dilakukan para juru tulis di abad ke-18.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Naskah kuno tersebut ditempatkan dalam sebuah mesin canggih bernama sinkrotron, yang menggunakan elektron untuk menghasilkan sinar-X super kuat. Sinar ini memungkinkan peneliti melihat isi gulungan tanpa merusaknya.

Pemindaian dilakukan di Diamond Light Source, fasilitas ilmu sinar-X nasional Inggris.

Setelah dipindai, model tiga dimensi dari gulungan naskah kuno dibuat. Kemudian, AI digunakan untuk mencari jejak tinta pada gulungan naskah kuno dan merekonstruksi teks secara digital. Teknologi ini bekerja seperti juru tulis abad ke-18 yang dengan teliti menyalin apa yang mereka lihat.

Mengungkap Isi Gulungan Naskah Kuno

Hasil awal pemindaian gulungan PHerc. 172 menunjukkan adanya kata dalam bahasa Yunani Kuno yang berarti "kebencian," yang muncul dua kali di berbagai kolom teks. Upaya menerjemahkan lebih banyak isi gulungan naskah kuno terus dilakukan oleh para peneliti.

Pada 2023, mahasiswa Universitas Nebraska-Lincoln, Luke Farritor, bersama Youssef Nader dari Mesir dan Julian Schilliger dari Swiss, memenangkan hadiah utama Vesuvius Challenge sebesar $700.000 setelah berhasil mengungkap 15 kolom teks parsial dari gulungan milik Institut de France. Gulungan naskah kuno tersebut diduga memuat teks filsafat dari sekolah Epikurean.

Saat ini, tim peneliti dari Universitas Oxford sedang berusaha menerjemahkan dan menafsirkan lebih banyak bagian dari teks kuno ini.

Prof. Brent Seales: Inisiator Proyek
                                                  Prof. Brent Seales: Inisiator Proyek "Vesuvius Challenge" 2023, dari Universitas Kentucky. (Credit: University of Kentucky)

Mengapa Penemuan Ini Penting?

Brent Seales, salah satu pendiri proyek Vesuvius Challenge, menyatakan bahwa gulungan naskah kuno ini memiliki "jumlah teks terbanyak yang berhasil dipulihkan" dibandingkan gulungan-gulungan lain yang pernah dipindai dari Herculaneum.

Meskipun hasilnya menggembirakan, Seales menekankan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyempurnakan teknik perangkat lunak agar seluruh isi gulungan naskah kuno danmasih banyak  gulungan naskah kuno  lainnya dari Herculaneum dapat dibaca sepenuhnya.

Di Herculaneum, ratusan gulungan naskah kuno yang hangus dan menjadi karbon telah ditemukan, terkubur selama berabad-abad di bawah lapisan abu vulkanik. Beberapa di antaranya kini disimpan di Perpustakaan Bodleian, Universitas Oxford.

Richard Ovenden, kepala perpustakaan Universitas Oxford, menyebut momen ini sebagai "saat yang luar biasa dalam sejarah", di mana pustakawan, ilmuwan komputer, dan peneliti sejarah kuno bekerja sama untuk mengungkap teks-teks yang tersembunyi selama berabad-abad.

Masa Depan Proyek

Penemuan ini tidak hanya membuka jendela baru ke masa lalu, tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi modern dapat membantu mengungkap misteri sejarah yang sebelumnya tidak terpecahkan.

Para ilmuwan kini bertekad meningkatkan teknologi pemindaian dan pemetaan permukaan gulungan naskah kuno untuk memulihkan lebih banyak teks. Mereka juga berharap proyek ini akan mendorong penggalian lebih lanjut di Villa of the Papyri, yang diyakini masih menyimpan banyak rahasia perpustakaan kuno yang menunggu untuk diungkap. (*)