Kesehatan
Unhas Speak Up

Ancaman Rabies di Sulsel, Dari Hewan Kesayangan Mengintai Nyawa Manusia!




RABIES. drh Anak Agung Putu Joni Wahyuda MSi membahas bahaya rabies saat tampil di program Unhas Speak Up. (dok unhas.tv)


Ada periode emas (golden period) penanganan yang harus segera diketahui masyarakat. "Pertama, cuci luka air yang mengalir, dengan air sabun, air hangat juga dianjurkan sangat bagus," jelas drh. Agung.

Waktu pencucian sangat penting, yaitu 5-15 menit dengan menggosok hingga tidak ada darah keluar. Setelah itu, berikan alkohol atau betadin, baru kemudian segera pergi ke puskesmas.

Hewan yang dapat menularkan rabies antara lain anjing, kucing, kera, dan kelelawar. Drh. Agung menekankan, "Tiga jenis hewan dekat dengan kita ini, virus terbanyak itu dari air liur hewan yang terjangkit virus rabies, tentu melalui gigitan."

Ia juga mengingatkan tentang kucing, yang secara naluri sering menjilat kepada manusia. "Jangan lupa kucing secara naluria, itu menjilat, itu air liur ada di kukunya."

"Peluang menggaruk atau mencakar peluang yang cukup besar," imbuhnya, meskipun cakaran itu sendiri tidak menularkan, melainkan karena air liur kucing yang ada di kukunya.

Untuk pencegahan, vaksinasi adalah langkah utama. "Ketika kita memiliki anjing, kucing, kera, lakukan vaksinasi, ini gratis dari pemerintah, hubungi desa/lurah, lalu mereka menghubungi dinas peternakan dan kesehatan hewan," imbau drh. Agung.

Ia juga menyebutkan adanya vaksin anti-rabies untuk manusia yang bisa diberikan sebelum gigitan. Vaksin ini diberikan ke manusia yang memiliki hewan peliharaan.

Sulawesi Selatan masih menjadi daerah endemis rabies, terutama di wilayah dengan populasi anjing peliharaan yang tinggi seperti Toraja dan Toraja Utara. Drh. Agung menyoroti kasus fatal akibat penanganan yang salah.

"Kami turun dengan dinas kesehatan, kalau di desa biasa ditangani obat tradisional. Kabupaten Wajo, dia ke dukun, teknik dukun dengan menghisap daerah luka. Yang tergigit ini meninggal," ungkapnya.

Ia juga memperingatkan agar masyarakat tidak mengabaikan golden period penanganan medis dengan memilih pengobatan tradisional.

Masa inkubasi rabies pada manusia bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga dua tahun. Semakin dekat gigitan dengan kepala, semakin cepat peluang munculnya gejala. Meskipun demikian, drh. Agung menekankan pentingnya tetap berorientasi pada penanganan golden period pasca gigitan. 

(Amina Rahma Ahmad / Unhas.TV)