Watch Unhas TV Live
Watch Unhas TV Live
Kesehatan

Anemia Aplastik, Penyakit Langka Akibat Sumsum Tulang Belakang Bermasalah

Amir PR15 Feb, 2024
Penderita anemia aplastik harus rutin transfusi darah. (foto: Unhas TV)

UNHAS.TV – Anemia aplastica, sering disingkat menjadi AA, adalah penyakit kelainan darah yang jarang terjadi namun bila menyerang manusia, akibatnya bisa mematikan bila tidak ditangani secepatnya. Pada beberapa kasus di Kota Makassar, penyakit ini ternyata banyak menyerang anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Anemia aplastica adalah penyakit akibat sumsum tulang yang bertanggung jawab untuk memproduksi sel darah, gagal berfungsi dengan baik. Hal ini menyebabkan penurunan ketiga jenis sel darah: sel darah merah (bertanggung jawab untuk transportasi oksigen), sel darah putih (penting untuk melawan infeksi), dan trombosit (penting untuk pembekuan darah).

GEJALA
Gejala awal AA tidak kentara dan mudah disalahartikan sebagai penyakit umum. Bahkan ada kasus seorang anak sempat didiagnosa menderita demam berdarah karena mimisan dan terdapat bintik-bintik di beberapa bagian tubuhnya. Namun gejala yang umum yakni :

  • Kelelahan dan kelemahan: ini terjadi karena penurunan produksi sel darah merah sehingga transportasi oksigen ke jaringan tubuh terhambat yang menyebabkan kelelahan berkepanjangan;
  • Kulit dan selaput lendir pucat: ini karena berkurangnya sel darah merah yang menyebabkan pucat, membuat kulit, bibir, dan kelopak mata bagian dalam tampak pucat.
  • Infeksi yang sering terjadi: jumlah sel darah putih yang rendah melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat individu rentan terhadap infeksi berulang.
  • Pendarahan atau memar: Penurunan jumlah trombosit menghambat pembekuan darah, menyebabkan tubuh mudah memar dan pendarahan dari gusi atau hidung. Pada kasus yang lebih parah, terjadi mimisan yang mengakibatkan darah terus mengucur walau dihambat.
  • Sesak napas dan pusing: Gejala ini mungkin timbul karena kurangnya oksigen yang mencapai organ vital.

PENYEBAB
Pada banyak kasus, penyebab pasti Anemia Aplastik masih belum diketahui. Sebagian menyakini karena faktor gen. Sebagian lagi karena faktor makanan. Seorang ibu di Kota Makassar yang memiliki gadis 4 tahun yang terkena Anemia aplastik menyebutkan, selama hamil sering mengonsumsi ikan bakar.

Namun, pemicu potensialnya meliputi:

  • Serangan autoimun: dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi penyakit dan bahkan menyerang dan menghancurkan sel-sel sumsum tulang yang sehat.
  • Paparan bahan kimia tertentu: Benzena, pestisida, dan beberapa obat dapat merusak sumsum tulang.
  • Infeksi virus: Hepatitis, virus Epstein-Barr, dan lainnya telah dikaitkan dengan perkembangan AA.
  • Terapi radiasi: Digunakan untuk pengobatan kanker, radiasi dapat merusak fungsi sumsum tulang.

PENGOBATAN
Perawatan spesifik untuk AA bergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Pendekatan umum meliputi:

  • Perawatan suportif: Transfusi darah secara rutin mungkin diperlukan untuk mengatasi anemia dan risiko perdarahan. Antibiotik sangat penting untuk mencegah infeksi.
  • Terapi imunosupresif: Obat-obatan seperti siklosporin menekan sistem kekebalan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sumsum tulang.
  • Transplantasi sel induk (stem cell): Dalam kasus yang parah, transplantasi sumsum tulang dari donor yang sehat dapat menawarkan penyembuhan yang potensial.
  • Perubahan pola makan: penderita disarankan untuk tidak memakan bahan makanan yang berpotensi memicu penyakit ini, sebaliknya dianjurkan lebih banyak sayuran atau buah berwarna pekat seperti wortel, anggur, labu, alpukat, dan sayuran. Beberapa penderita di Makassar memperlihatkan perbaikan kondisi kesehatannya setelah rutin mengonsumsi produk minuman Magozai yang mengandung buah dengan kadar antioksidan tinggi.

HIDUP DENGAN ANEMIA APLASTIK
Mengatasi AA memerlukan pemantauan ketat dan kepatuhan terhadap rencana pengobatan. Tes darah rutin sangat penting untuk menilai kemajuan dan mengidentifikasi potensi komplikasi. Mengelola kelelahan, mencegah infeksi, dan menjaga kesejahteraan emosional juga aspek penting bagi penderita AA.

AA dianggap sebagai penyakit langka, mempengaruhi sekitar 2-3 kasus per juta orang setiap tahun.
Meskipun penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, puncak kejadiannya terjadi pada orang dewasa muda dan orang tua.
Diagnosis yang cepat dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan hasil dan kualitas hidup individu dengan AA.
Upaya penelitian yang sedang berlangsung difokuskan pada pemahaman penyebab pasti AA dan mengembangkan strategi pengobatan yang lebih baik.
Harap dipahami, artikel ini dimaksudkan untuk tujuan informasi saja dan tidak boleh ditafsirkan sebagai nasihat medis. Silakan berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosa dan pengobatan kondisi medis apa pun.(apr)