MAKASSAR, UNHAS.TV - Diaba Konate adalah bintang bersinar di dunia olahraga bola basket di Perancis.
Dia mulai dapat panggilan dari Federasi Bola Basket Perancis (FFBB) pada usia 17 tahun dan bermain untuk timnas muda di tiga turnamen besar.
Dia berhasil membawa negaranya ke final Kejuaraan Eropa U18 dan Olimpiade Pemuda 2018, serta meraih medali emas di World Beach Games 2019.
Berkat kemampuannya di bola basket, University of California Irvine memberinya beasiswa penuh demi melanjutkan pendidikan tinggi.
Selama membela tim bola basket kampusnya, Diaba Konate sudah mencatat 1.000 poin dengan poin tertinggi 20 ketika UC Irvine melawan US Sana Barbara pada Februari 2023.
Diaba Konate kini punya impian membelas Timnas Perancis, tapi satu masalah mengadang. Perancis adalah negara sekuler.
Perancis memandang, olahraga adalah olahraga dan agama adalah agama. Dia tidak boleh memakai hijab ketika bergabung di tim bola basket Perancis.
"Saya tak menyangka hal itu masih terjadi," katanya kepada Al Jazeera. Suatu hal berbeda ketika masih berada di Amerika Serikat.
Federasi bola basket Perancis dan pelatihnya di Perancis tetap kukuh menerapkan aturan bahwa tidak boleh ada tanda keagamaan di setiap kegiatan olahraga.
Konate kini bergabung dengan kelompok aktivis untuk menyuarakan gerakan Basket Pour Toutes (bola basket untuk semuanya) demi membuka kesempatan perempuan berjilbab bisa ikut bebas memainkan olahraga itu.
Gerakan itu makin menggema karena tahun ini akan diadakan Olimpiade Paris 2024 dan Paralympic Games. Pada September lalu, Menteri Olahraga Perancis Amelie Oudea-Castera mengumumkan bahwa atlet yang berjilbab akan dilarang ikut. Tapi anehnya, atlet lain yang berjilbab dari negara lain bisa ikut di Olimpiade Paris 2024.(*)
Amir Pallawa Rukka (Unhas TV)