.webp)
Tahun 2023 menjadi titik balik. Dari rumah sakit, ia masuk ke dunia bisnis dengan menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri Kukar. Dunia yang berbeda, tapi tidak sepenuhnya asing.
Ia melihat bagaimana potensi ekonomi Kukar belum digarap secara merata. SDA melimpah, tetapi hilirisasi belum tuntas. Banyak pengusaha kecil tak tersentuh program pembinaan. Aulia turun ke lapangan, membuka forum diskusi pelaku UMKM, dan mulai menjahit koneksi lokal agar ekonomi bergerak dari bawah.
Langkah berikutnya terasa alami: politik. Sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kukar, ia membangun jaringan yang lebih luas. Bersama Rendi Solihin, ia maju di PSU 2025 dengan janji Kukar Idaman Terbaik. Bukan hanya lanjutan dari pemerintahan sebelumnya, tapi dengan napas baru: lebih inklusif, lebih terintegrasi.
Kutai Kartanegara adalah kabupaten besar dengan tantangan besar. Ketimpangan antarwilayah masih terasa. Kawasan hulu kerap tertinggal dibanding daerah hilir.
Tekanan pembangunan Ibu Kota Nusantara di sekitar Kukar menambah kompleksitas. Di tengah tantangan itu, seorang dokter dari Kota Bangun menawarkan jalan pulang: pemerintahan yang melihat manusia lebih dulu ketimbang angka statistik.
Ketika suara rakyat mulai dihitung dan semua layar menampilkan namanya, Aulia hanya berkata singkat, “Hari ini Kukar memberi kepercayaan. Esok kita mulai bekerja.”
Dari balik meja dokter ke panggung politik, dari senyap ruang pasien ke sorot publik, Aulia Rahman Basri, alumni Unhas yang dulu merawat pasien di tepi Mahakam, menandai babak baru. Kukar menanti. Dan mimpi yang tumbuh dari tanah sungai itu kini mulai berjalan.