Perjalanan seharian yang cukup melelahkan masih harus dilanjutkan untuk menemui mitra di Graduate School of Human Science.
Sepertinya rasa lelah itu terobati dengan ketemu saintis, Mohacsi Gergely. Dia pakar dalam bidang medical anthropology. Kepakaran yang relatif asing di telinga kami yang masih terbiasa dengan kepakaran klasik.
Gergely adalah seorang berwarga negara Hungaria. Gergely layaknya seorang pakar bertradisi Barat, menyambut tamu yang datang hanya pakai kaos dan sandal jepit.
Bagi saya Gergely memang mewakili tradisi konten, bukan bungkus. Dia menampilkan dirinya apa adanya. Kata orang-orang nusantara dia menampilkan dirinya tanpa tedeng alin-aling.
Guru Besar FIKP Unhas Prof Khusnul Yakin. (dok pribadi)
Gegerly mempersilakan kami berlima masuk di ruangannya yang sempit yang masih bisa diisi lima orang berdesak-desakan tapi lega.
Berdesak-desakan karena rungannya sempit, lega karena penerimaannya yang begitu hangat dengan diskusi saintifik yang menarik. Jadi diskusinya daging (konten) semua.
Setelah masing-masing memperkenalkan diri, Gergely menyebutkan satu papernya “The Adiponectin Assemblage: An Anthropological Perspective on Pharmacogenomics in Japan”. Judul paper ini saja sudah luar biasa yaitu melihat Pharmacogenomics dalam perspektif antropologi.
Dari Gergely kemudian kita tahu bahwa persoalan pencemaran perairan yang diakibatkan konsumsi obat-obat untuk proses penyembuhan terhadap penyakit di perairan tidak semata-mata persoalan bahan kimia an sich yang mencemari perairan. Walakin, pencemaran itu hadir karena ada manusia yang terlibat di dalamnya.
Pencemaran Akibat Aktivitas Antropogenik