Lingkungan

Berguru Aquatic Toxicology di Konferensi Japanese Society of Fisheries Science


Kita di prodi MSP (Manajemen Sumberdaya Perikanan) mungkin sudah melihat bahwa pencemaran itu disebut pencemaran akibat aktivitas antropogenik, tapi kita tidak pernah menelitinya secara detil konten aktivitas antropogenik.

Padahal untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi di perairan, solusi dengan pendekatan human science menjadi sangat penting.  

Pada momen itu, Gergely menunjukkan bahwa perlunya pendekatan multi-disiplin dalam menyelesaikan kasus-kasus yang muncul di masyarakat. Analisis antropologis dapat digabungkan dengan analisis dalam rumpun ilmu kesehatan. 



Guru Besar FIKP Unhas Prof Khusnul Yakin. di Konferensi JSFS (Japanese Society of Fisheries Science) (dok pribadi)


Studi kasus yang dia lakukan menunjukkan bahwa gen dan populasi, masyarakat dan ilmuwan, penyakit kardiovaskular dan diabetes bukanlah objek medis yang statis, melainkan saling memengaruhi melalui serangkaian praktik komparatif, seperti analisis tautan, haplotiping, atau uji klinis.

Perbandingan semacam itu di antara populasi, pasar, disiplin ilmu, dan entitas penyakit memerlukan dan menghasilkan lalu lintas yang terus-menerus antara genetika dan epidemiologi, yang menyoroti dinamika spesifik antara ranah ilmiah ini.  

Setelah hampir selesai diskusi, saya tawarkan kepada Gergely memberikan pencerahan di FIKP Unhas dalam even kuliah umum tentang human science dengan berbagi ilmu yang dikembangkan di FIKP, terutama tentang ekotoksikologi perairan. 

Gergely menerima tawaran itu dengan senang hati.  Ke depan Gergely akan kita rekrut dalam Aquatic Ecotoxciology Thematic Research Group yang sedang kita garap di Unhas. (*)


Kyoto, 25 September 2024