News
Pojok Publik
Program

BKKBN Sulsel Hadirkan 'Tamasya' untuk Bantu Para Pekerja yang Memiliki Anak

Ketua Tim Kerja Bina Ketahanan Keluarga Balita, Anak, dan Remaja, BKKBN Sulsel Nathalia Debora Sidabutar dan Manager PT PLN Nusantara Power UP Punagaya Kabupaten Jeneponto, Tri Pria Nugraha saat tampil dalam program Pojok Publik yang disiarkan langsung Unhas TV, Selasa (9122025). (dok unhas tv)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Orang tua yang bekerja sering kali menemui tantangan besar saat memiliki anak. Tuntutan karier yang begitu tinggi, membuat para orang tua sulit meluangkan waktu untuk anaknya.

Padahal, anak juga butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Maka dari itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat program Taman Asuh Sayang Anak atau Tamasya.

Program tersebut untuk mendorong perusahaan agar lebih peduli pada tumbuh kembang anak karyawan mereka.

Hadir dalam program Pojok Publik yang disiarkan langsung Unhas TV, Selasa (9/12/2025), Ketua Tim Kerja Bina Ketahanan Keluarga Balita, Anak, dan Remaja, Nathalia Debora Sidabutar SKM MIKom dan Manager PT PLN Nusantara Power UP Punagaya Kabupaten Jeneponto, Tri Pria Nugraha, membeberkan implementasi program tersebut.

Nathalia menjelaskan, Tamasya adalah tempat penitipan anak berusia 0-6 tahun. Menurutnya, Tamasya difungsikan untuk mendampingi dan mangasuh anak secara rutin.

”Program Tamasya ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas dari pendampingan dan pengasuhan anak itu sendiri,” ungkapnya.

Program pengasuhan anak ini memiliki empat layanan, yang pertama yaitu layanan untuk si pengasuh. Layanan ini memberikan mentoring atau coaching kepada pengasuh tiap bulannya, seperti webinar atau seminar.

Kedua, layanan untuk anak yang memantau tinggi dan berat badan anak. Tidak hanya diperiksa secara langsung, layanan ini juga memantau anak lewat data yang telah dimiliki si anak sebelumnya.

Selanjutnya, ada layanan keluarga yang berbentuk kelas parenting. Kemudian layanan rujukan yang diperuntukkan bagi anak yang memiliki tumbuh kembang yang tidak sesuai. 

Agar bisa diperluas ke berbagai instansi, Nathalie menungkap, timnya telah melakukan audiensi ke berbagai instansi  di pemerintahan daerah untuk memberlakukan program Tamasya.

”Kami mengimbau bupati atau wali kota untuk membentuk Tamasya ini di kabupatennya masing-masing, agar anak-anak yang dibawa orang tuanya bekerja tidak ke mana-mana,” jelasnya.

Nathalie berharap, ada regulasi dari pemerintah provinsi atau kabupaten/kota untuk membentuk Tamasya.

Orang Tua Tenang Bekerja, Anak Bahagia

Perusahaan yang telah menerapkan program Tamasya, ialah PT PLN Nusantara Power UP Punagaya Kabupaten Jeneponto.

Tri mengungkap, program ini relevan bagi perusahaannya karena PT PLN Punagaya sendiri memiliki 350 pegawai, yang mana 10 persennya merupakan perempuan.

Menurutnya, program ini menjadi tanggung jawab sosial perusahaan kepada pekerjanya. ”Kami akan selalu men-support program ini,” ungkap Tri.

Walaupun masih seumur jagung, Tamasya di PT PLN Punagaya telah difasilitasi dengan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung empat layanan program tersebut.

Kemudian Tri berharap, dengan adanya Tamasya, para pekerja bisa lebih tenang dan bahagia saat bekerja. ”Harapannya, orang tua bisa bekerja dengan tenang, serta anaknya bisa bahagia dan berkembang,” tuturnya.

(Achmad Ghiffary M / Unhas TV)