Ekonomi

Bos Baru Starbuck: Bebas Pakai Pesawat Jet dan Bisa Berkantor di Rumah

MAKASSAR, UNHAS.TV - Starbuck punya layanan baru untuk memanjakan bos barunya setelah tidak lagi dipimpin oleh Laxman Narasimhan sejak awal bulan ini.

Setelah menandatangani kontrak, Brian Niccol yang mulai bekerja pada 9 September, diizinkan untuk memakai pesawat jet milik kantor untuk bolak balik dari rumah ke kantor atau sebaliknya. Ia bahkan tidak perlu selalu berada di kantor.

Ia diizinkan berkantor dari rumahnya di Newport Beach, California, yang berjarak lebih dari 1.500 km dari kantornya di Seattle. Kapan saja ia mau ke kantor, pesawat jet kantor siap mengantarnya.

"Kami memberinya fasilitas itu karena Brian Niccol sudh membuktikan sebagai bos paling efektif di industri ini dan kami berharap Starbuck akan lebih maju di bawah kendalinya. Ini tentu saja bagus untuk mitra kami, pelanggan, dan pemegang saham," kata juru bicara Starbuck.

Berbekal pesawat jet milik kantor, Brian Niccol bisa mengunjungi 39 ribu gerai Starbuck di seluruh dunia dan menemui hampir 450 ribu karyawan kedai kopi itu.

Sejak 2023, perusahaan sudah mengeluarkan kebijakan bahwa karyawan perusahaan harus bekerja di kantor minimal tiga hari dalam sepekan. Karyawan yang jarak rumahnya jauh dari kantor setidaknya harus berkantor pada hari Selasa, Rabu, dan satu hari lainnya yang disepakati oleh manajer.

Starbuck memilih Niccol karena kesuksesannya membesarkan Chipotle, perusahaan distribusi makanan selama enam tahun.    Pada saat penandatanganan kontrak, Starbuck memberi gaji tahunan sebesar 1,6 juta Dollar AS atau setara dengan 

Rp 24 miliar setahun.

Ia juga berhak mendapatkan bonus tandatangan kontrak senilai Rp 150 miliar. Ia juga berhak atas bonus tahunan yang jumlahnya disesuaikan dengan kinerja perusahaan.

Selama beberapa tahun, Starbuck dilanda berbagai kesulitan, salah satunya karena penjualan menurun cukup nyata di berbagai negara, khususnya di Amerika Serikat.

Faktor pendorong penurunan penjualan berasal dari gerakan boikot, persaingan yang ketat di China dan negara lainnya, serta konflik yang terjadi antara perusahaan dengan serikat pekerja.(*)