News
Pendidikan

CEO Futurity ke Peserta Pimnas 2025, Miklos Sunario: Kedaulatan AI Jadi Senjata Indonesia Emas 2045

Co Founder dan CEO Futurity, Miklos Sunario. (dok unhas tv)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Pemanfaatan artificial intelligence (AI) menjadi fondasi penting dalam memperkuat daya saing global Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Co-Founder dan CEO Futurity, Miklos Sunario, saat memberikan kuliah umum bertajuk kedaulatan teknologi dan masa depan AI di Aula Prof. A. Amiruddin, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Rabu (26/11/2025).

Kegiatan ini dihadiri ratusan mahasiswa peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) dari berbagai kampus dan jurusan.

Mereka mendapat kesempatan menyimak langsung pemaparan Miklos terkait urgensi kedaulatan AI bagi Indonesia menuju target Indonesia Emas 2045.

Menurutnya, dunia saat ini bergerak dalam arus ekonomi global yang sangat cepat, sehingga Indonesia yang merupakan pasar terbesar keempat di dunia harus mampu memanfaatkan momentum tersebut.

Dalam paparannya, Miklos menekankan empat alasan utama mengapa AI harus menjadi prioritas nasional. Pertama, Indonesia merupakan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Kedua, ada risiko keborosan nilai ekonomi apabila teknologi vital seperti AI dikendalikan oleh pihak luar. Ketiga, potensi digital GDP Indonesia dapat meningkat dua hingga tiga kali lipat jika ekosistem AI nasional berkembang.

Keempat, ketimpangan ekonomi dapat melebar apabila Indonesia hanya menjadi konsumen teknologi tanpa memiliki kapasitas pengembangan sendiri.

Selaku CEO Futurity, Miklos menegaskan bahwa kedaulatan sebuah negara modern ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan teknologi secara mandiri.

Menurutnya, AI bukan sekadar perangkat teknologi, melainkan strategi pertahanan baru. “Kita harus memprioritaskan pengembangan teknologi untuk diri kita sendiri, bukan untuk prioritas negara lain,” ujar Miklos.

Ia juga menyoroti tantangan pola pikir yang menghambat percepatan ekosistem AI di Indonesia. Banyak anak muda dinilainya telah memiliki kemampuan unggul, namun masih merasa sebagai pihak yang hanya berada “di belakang layar”.

Miklos menekankan bahwa Indonesia membutuhkan generasi yang berani menjadi inovator dan pencipta teknologi, bukan sekadar pengguna.

“Kedaulatan AI adalah kunci untuk mencapai Indonesia 2045 yang emas,” ujarnya dalam sesi penyampaian, sembari menegaskan pentingnya merebut peluang pasar global yang selama ini lebih banyak dikuasai negara lain.

AI, menurut Miklos, kini menjadi “energi baru” yang dapat diarahkan ke berbagai sektor strategis, termasuk pertanian melalui smart farming, otomasi sistem produksi, dan penggunaan data untuk pengambilan keputusan.

Ia menambahkan bahwa laboratorium AI di luar negeri telah menghasilkan inovasi yang mampu membuka lompatan besar bagi industri, dan Indonesia perlu mempersiapkan diri agar tidak tertinggal.

Dalam kesempatan tersebut, Miklos menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah sebagai jalan utama memperkuat ekosistem AI nasional.

Dengan sinergi terpadu, Indonesia dinilai dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran, riset, dan inovasi teknologi dalam negeri.

Menutup pemaparannya, Miklos mengajak generasi muda untuk terus meningkatkan keterampilan, membangun kepercayaan diri, serta menggunakan AI secara produktif untuk kemajuan bangsa.

“Generasi muda adalah energi utama yang akan menentukan apakah Indonesia akan melompat maju atau tertinggal dalam ekonomi digital global,” tutupnya.

(Venny Septiani Semuel / Unhas TV)