
Dia belajar memilah siapa yang layak disebut sahabat, siapa yang hanya penonton di saat sulit. Dia tak membiarkan diri larut dalam peran korban. Dan justru dari keterpurukan itu, pintu-pintu rezeki terbuka.
Dia sadar: dirinya bukan hanya berita lama yang usang, tapi perempuan yang layak dicintai, bukan meski punya masa lalu, tapi karena punya masa lalu dan tetap bertahan.
Seperti kata filsuf Prancis, Albert Camus, “In the depth of winter, I finally learned that within me there lay an invincible summer.” Dalam musim dingin yang paling kelam, Luna menemukan musim panas dalam dirinya sendiri. Ia tidak menunggu dimaafkan oleh dunia, ia memaafkan dirinya terlebih dahulu. Dan itu jauh lebih sulit.
Maka ketika Maxim datang—bukan sebagai penyelamat, tapi sebagai pasangan yang memilih mencintai seluruh Luna—kita tahu: ini bukan sekadar kisah asmara. Ini tentang bagaimana cinta yang sejati tidak menuntut kesucian, tapi merayakan keberanian untuk hidup utuh.
Kita ingin menormalisasi pilihan Maxim, karena ini seharusnya memang biasa: mencintai seseorang dengan masa lalu. Karena kita pun ingin dicintai dengan cara yang sama.
Pernikahan mereka adalah pengingat bahwa cinta yang dewasa tidak datang untuk menghapus masa lalu, tapi untuk menemani perjalanan ke depan. Dan Luna adalah lambang bahwa perempuan bisa bangkit, bisa tetap cantik meski dihina, bisa tetap percaya diri meski diragukan.
Dia bukan hanya penyintas; dia cahaya bagi banyak perempuan yang pernah terluka, yang pernah dipinggirkan hanya karena bernapas terlalu bebas.
Semoga Luna dan Maxim hanya dipisahkan oleh maut, dan pernikahan mereka membawa berkah.
Tapi lebih dari itu, semoga kisah mereka menyadarkan dunia: bahwa perempuan tak harus sempurna untuk pantas dicintai, cukup kuat untuk berdiri kembali, dan cukup berani untuk tetap hidup, apa pun kata orang. Karena seperti kata Bell Hooks, “Love is an act of will—namely, both an intention and an action.”
Dan hari itu, di pulau yang tenang, cinta adalah keputusan paling berani yang mereka ambil. Keputusan yang diambil bersama.
*Penulis adalah blogger, peneliti, dan digital strategist. Lulus kuliah di Unhas, UI, dan Ohio University. Kini tinggal di Bogor, Jawa Barat.