MAKASSAR, UNHAS.TV – Memperingati 75 tahun tragedi kemanusiaan Nakba yang menandai pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah airnya, Center for Peace, Conflict and Democracy (CPCD) Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Aliansi Perdamaian akan menggelar acara reflektif bertajuk "Remembering Nakba: Perjalanan Melawan Lupa".
Kegiatan ini akan berlangsung pada Jumat, 23 Mei 2025, pukul 13.00–17.00 WITA, bertempat di Aula Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin.
Nakba, yang berarti "malapetaka" atau "bencana besar" dalam bahasa Arab, merujuk pada peristiwa tragis tahun 1948 ketika lebih dari 700.000 warga Palestina terusir dari rumah dan tanah mereka menyusul berdirinya negara Israel.
Ratusan desa Palestina dihancurkan, ribuan warga sipil menjadi korban kekerasan, dan jutaan lainnya hidup dalam pengungsian hingga kini. Peristiwa ini menjadi titik awal dari konflik panjang Palestina-Israel yang belum juga menemukan jalan damai hingga hari ini.

Acara ini menghadirkan beragam rangkaian kegiatan, termasuk diskusi panel interaktif bertema “Nakba dalam Perspektif Global”, pojok galeri mini Nakba, sesi diskusi dan refleksi, Suara Nakba, serta aksi simbolik sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Tiga narasumber utama akan mengisi diskusi: Therry Algifary (Aliansi Perdamaian), Agussalim, S.IP., MIRAP (peneliti CPCD Unhas), dan Tamem Najem, mahasiswa Unhas asal Palestina. Diskusi akan dimoderatori oleh Nurjannah Abdullah, S.IP., M.Si, juga peneliti di CPCD Unhas.
Dalam pesan yang disampaikan melalui grup WhatsApp Alumni Unhas, Andi Ahmad Yani mengajak civitas akademika dan masyarakat umum untuk hadir dan menjadi bagian dari gerakan kolektif dalam menjaga ingatan sejarah.
“Nakba bukan sekadar peristiwa masa lalu. Ia adalah luka kemanusiaan yang masih menganga dan menuntut keadilan,” ujarnya.
Pendaftaran acara dapat dilakukan melalui tautan: https://s.id/RememberingNakbaCPCD. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui kontak Fadli di nomor 0813 4301 6668.
Acara ini menjadi ruang penting untuk menyuarakan solidaritas serta memperkuat kesadaran publik tentang perjuangan Palestina melalui pendekatan akademik dan kemanusiaan.