Opini

"Dari Diam Menjadi Suara: Kisah Nüshu, Bahasa Rahasia Perempuan Tiongkok"



Kaligrafi Jiangyong Nüshu. (Credit: Sukma)
Kaligrafi Jiangyong Nüshu. (Credit: Sukma)

Berapa banyak karakter dalam Nüshu?

 Tidak ada angka pasti yang dapat disepakati. Dalam "Kamus Karakter Nüshu" yang disusun oleh Yang Renli dan lainnya, terdapat sekitar 1.570 karakter yang umum digunakan. Sementara itu, dalam karya Xie Zhimin berjudul "Misteri Nüshu Jiangyong," dari statistik kasar yang diperoleh, terdapat sekitar 1.774 karakter. Berdasarkan analisis ini, jumlah karakter yang sering digunakan dalam Nüshu diperkirakan tidak lebih dari 2.000. Saat ini, jumlah orang yang dapat mengenali Nüshu di daerah Jiangyong dan sekitarnya sangat sedikit, dan hampir tidak ada yang mampu menulis karya dengan Nüshu. Beberapa tahun lalu, sejumlah wanita tua yang mengetahui Nüshu telah meninggal dunia, membawa pengetahuan mereka ke dalam kubur.

Kaligrafi Wanita Jiangyong telah diwariskan selama ribuan tahun, dan bentuk karakter dan sifat sistem penulisannya telah mengalami perubahan signifikan dalam proses sejarah yang panjang.

Struktur aksara dan sifat sistem penulisannya telah mengalami perubahan signifikan dalam perjalanan sejarahnya yang panjang. Bentuk dan struktur aksara serta sifat sistem penulisannya telah mengalami perubahan yang signifikan dalam proses sejarahnya yang panjang. Pada masa-masa awal, bentuk dan struktur Kaligrafi Wanita Jiangyong sangat berbeda dengan apa yang kita lihat saat ini. Sifat dari sistem penulisan juga secara bertahap berevolusi dari ideogram kuno ke aksara wanita modern.

Selain bentuk tulisannya yang unik, Nüshu juga memiliki fungsi sosial dan budaya yang mendalam. Bahasa ini digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari surat pribadi, puisi, hingga nyanyian yang dinyanyikan saat upacara adat. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah "Buku Ketiga Hari," sebuah buku yang diberikan kepada pengantin perempuan oleh sahabat atau kerabatnya, berisi pesan-pesan penuh doa dan harapan untuk kehidupan pernikahannya. Keunikan Nüshu tidak hanya terletak pada bentuk dan fungsinya, tetapi juga pada kemampuannya untuk menciptakan ruang aman bagi perempuan untuk berbagi cerita, mengungkapkan perasaan, dan membangun solidaritas di tengah keterbatasan yang mereka hadapi.

Pada saat malam hari "lagu kecil aula" dan perayaan "aula lagu besar", teman-teman perempuan pengantin wanita akan berkumpul di aula leluhur keluarga, di mana mereka menyalakan api unggun. Semua orang duduk mengelilingi api unggun, dan menyanyikan lagu-lagu Nüshu, saat sementara cincin kawin yang datang menjemput pengantin wanita menemani mereka.dengan musik suona dan erhu. Nyanyian dan perayaan yang meriah ini, yang berlangsung hingga dini hari, disebut "Nao Ge Tang", yang berarti "aula nyanyian yang berisik".

Dalam kondisi seperti ini, Nüshu menjadi alat penting bagi perempuan untuk mengekspresikan diri dan menjaga ikatan emosional dengan keluarga dan sahabat mereka. Mereka menulis surat, puisi, dan catatan harian dalam Nüshu untuk berbagi cerita, mengungkapkan kesedihan, atau sekadar memberikan dukungan satu sama lain. Meskipun tulisan ini bersifat rahasia, tradisi ini dijaga dengan ketat dan hanya diajarkan dari ibu ke anak perempuan atau antara sahabat dekat. Proses pembelajaran ini dilakukan secara lisan dan tertulis, dengan perempuan yang lebih tua mengajarkan generasi muda tentang cara membaca dan menulis Nüshu.

Upaya pelestarian Nüshu menghadapi tantangan besar selama Revolusi Kebudayaan (1966–1976), ketika banyak dokumen dan artefak budaya tradisional dihancurkan. Namun, berkat ketekunan beberapa perempuan di Jiangyong dan dukungan dari peneliti serta pemerintah Tiongkok, Nüshu berhasil diselamatkan dari kepunahan. Pada tahun 2006, Nüshu secara resmi diakui sebagai warisan budaya nasional Tiongkok, dan upaya pelestarian terus dilakukan melalui dokumentasi, penelitian, dan pengenalan kepada generasi muda. Kini, Nüshu tidak hanya menjadi simbol kekuatan perempuan masa lalu, tetapi juga inspirasi bagi dunia tentang pentingnya menjaga warisan budaya yang unik dan bermakna.

Meskipun tidak lagi digunakan secara luas, upaya pelestarian modern telah memungkinkan Nüshu untuk dipelajari dan diapresiasi oleh generasi baru, baik di Tiongkok maupun di seluruh dunia. Keunikan dan keindahan Nüshu tidak hanya terletak pada bentuk tulisannya, tetapi juga pada makna mendalam yang terkandung dalam setiap goresan, mencerminkan kekuatan dan solidaritas perempuan yang menciptakannya.


*Penulis adalah Kandidat Doktor Teaching Chinese to Speaker of Other Languages dari Hunan Normal University, China.